Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Elektronik Dinilai Mendorong Efisiensi Ekonomi

Kompas.com - 06/05/2017, 19:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Maraknya transaksi secara elektronik (e-payment) dinilai mendorong efisiensi ekonomi sekaligus menahan inflasi. Dalam tiga tahun terakhir peningkatan jumlah transaksi elektronik sejalan dengan penurunan inflasi.

Ekonom Universitas Padjadjaran, Kodrat Wibowo, menyatakan makin maraknya penggunaan transaksi elektronik di Indonesia harus terus didukung secara positif.

“Keuntungan yang paling terasa adalah efisiensi waktu dan fisik,” ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (6/5/2017).

Efisiensi tersebut berupa pemangkasan waktu transaksi oleh masyarakat, sehingga mempercepat pelayanan dan penghematan waktu.

Keberadaan para pengguna transaksi elektronik juga mempercepat pembentukan komunitas non-tunai (cashless society) yang bisa mengurangi peredaran uang di masyarakat.

Kodrat mengatakan, semakin sedikitnya uang beredar secara tidak langsung akan memengaruhi inflasi. Sebab, salah satu penyebab kenaikan inflasi adalah tingginya peredaran uang.

“Kalau dia tidak pegang uang tentu keinginan membelanjakan uang lebih kecil ketimbang terbiasa menyimpan uang dalam bentuk tunai,” ujar Kodrat.

Data Bank Indonesia mencatat dalam tiga tahun terakhir transaksi elektronik melonjak tajam. Pada 2016, transaksi elektronik tercatat 683,13 juta transaksi dengan nilai Rp 7,06 triliun.

Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan 2015 sebanyak 535,58 juta transaksi senilai Rp 5,28 triliun dan tahun 2014 sebanyak 203,37 juta transaksi senilai Rp 3,32 triliun.

Sebaliknya, inflasi dalam tiga tahun terakhir terus turun. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi Indonesia pada 2016 tercatat 3,02 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 dan 2014 sebesar 3,35 persen dan 8,36 persen.

Kodrat menjelaskan, perkembangan layanan pembayaran elektronik oleh kalangan swasta sudah masif dilakukan seperti PT GO-JEK Indonesia yang membuka layanan GO-PAY. “Kalau perlu lembaga pemerintah meniru, sebab bisa meminimalisir penyelewengan karena semua tercatat jelas,” kata dia.

Seperti diketahui, GO-JEK melalui layanan GO-PAY menyediakan fitur baru berupa layanan transfer saldo dan penarikan uang tunai. Fitur itu diyakini bakal membuat transaksi masyarakat semakin mudah dan nyaman.

Chief Executive Officer dan Founder GO-JEK Indonesia, Nadiem Makarim, mengatakan fitur baru itu juga membuktikan komitmen GO-JEK dalam mendukung program inklusi keuangan.

“Kami percaya dengan solusi keuangan digital seperti GO-PAY, akan semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses produk dan layanan jasa keuangan,” kata Nadiem.

(Baca: Verifone: Transaksi Elektronik Indonesia Tengah Berkembang)

Kompas TV Waspada Jerat Hukum Bagi Pengguna Medsos

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com