Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kalah Pilkada dan Sidang Ahok, Berkah Bagi Para Pedagang Bunga

Kompas.com - 09/05/2017, 09:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Raut muka Nur terlihat semringah saat menawarkan buket bunga mawar putih kepada seorang calon pembeli, Senin (8/5/2017) sore. Seorang perempuan berkemeja kasual terlihat mendekati Nur dan melakukan penawaran harga. Pada akhirnya, mereka bersepakat buket bunga mawar putih itu dibeli seharga Rp 125.000.

Nur terlihat tersenyum senang dan langsung merangkai buket bunga untuk dibawa perempuan tersebut. Kepada Kompas.com, Nur mengaku senang karena beberapa hari ini ia kebanjiran pesanan. Tak hanya untuk buket bunga, tapi juga untuk karangan bunga di dalam vas, standing flower, hingga bunga papan.

"Alhamdulillah ini kemarin setelah Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) kalah (pada Pilkada DKI Jakarta 2017) banyak banget pesanan ke Balai Kota," kata pedagang kembang yang biasa berdagang di Cikini, Jakarta Pusat itu.

Nur mengatakan, floristnya pernah menerima pesanan membuat 50 bunga papan dalam satu hari. Hal itu jarang dilakukan pada hari-hari biasa.

Sebab, biasanya bunga papan baru banyak dipesan ketika akhir pekan. Terutama saat acara pernikahan, wisuda, dan duka cita.

Biasanya, saat akhir pekan, floristnya menerima pesanan membuat 2 bunga papan. Dia menjual bunga papan dengan harga Rp 1,5 juta-Rp 2 juta. Tergantung ukuran dan banyaknya bunga yang dipakai dalam karangan bunga.

Dia mengatakan omzet yang diterima pedagang bunga tidak menentu. Dagangannya baru laku ketika ada hari-hari spesial, seperti wisuda dan hari kasih sayang atau valentine. Sedangkan pada hari biasa, sekitar 5-10 karangan bunga yang terjual.

"Makanya ini pas habis pilkada sama jelang sidang Pak Ahok, banyak pesanan bunga. Kemarin sempat kirim bunga ke Istana juga," kata Nur.

Nur tak bisa memberi jawaban pasti mengenai pendapatan yang diterimanya setiap hari. Dia hanya memprediksi pendapatan yang dapat diterimanya sekitar Rp 1  juta-Rp 5 juta per hari.

Pendapatan itu juga disisihkan untuk membayar dua pegawai yang bekerja padanya. Nur menceritakan, floristnya mendapat bunga dari Bandung dan Cianjur.

Pengiriman bunga dilakukan setiap Selasa dan Jumat. Sedangkan untuk papan bunga, floristnya tak mengambil kembali papan yang telah dibeli. Ia membebaskan orang-orang untuk menjual kembali papan bunga yang telah dibeli.

Media Sosial

Cerita lain datang dari Layla. Perempuan yang sudah 20 tahun menjadi pedagang bunga di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, itu mengaku sudah memiliki konsumen sendiri.

Dia mengatakan, jangkauan pemasarannya tak hanya sebatas di Jakarta saja. Namun sudah mencapai kota-kota sekitar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Menurut dia, pemasaran rangkaian bunganya semakin terbantu setelah maraknya media sosial.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com