Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri "E-Commerce" Diharapkan Menjadi Solusi Pemerataan Ekonomi

Kompas.com - 09/05/2017, 16:01 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, dengan memanfaatkan perkembangan internet saat ini industri e-commerce diharapkan menjadi jalan untuk pemerataan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, para pelaku industri e-commerce Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan potensi digital Indonesia yang saat ini terus bertumbuh.

Khususnya peningkatan pengguna internet yang menjadi peluang bagi berkembangnya industri e-commerce.

"Pemerintah saat ini sedang fokus membangun negara ini dengan tema pemeratan ekonomi di Indonesia. Semua negara yang tergabung dalam G 20 mengalami permasalahan gini rasio atau ketimpangangan," ujar Rudiantara saat acara Indonesia E-Commerce Summit and Expo (IESE) 2017 di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan, Selasa (9/5/2017).

Menurutnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi digital pada 2020 mencapai 130 milliar dollar AS atau sekitar Rp 1.756 triliun dengan menumbuhkan 1.000 technopreneur.

Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo, hingga akhir 2014 nilai bisnis industri e-commerce dalam negeri baru mencapai 12 miliar dollar AS.

"(Bisnis) ekonomi digital targetnya hingga tahun 2020 sebesar 130 miliar dollar AS," ungkapnya.

Rudiantara mengatakan, sebagai negara yang tengah berkembang Indonesia memiliki beberapa contoh kasus yang menjadi perhatian dunia dalam pertumbuhan industri digital yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Beruntung Indonesia banyak kasus yang bagus, contoh Go-Jek dengan ekonomi sharing, kemudian Tokopedia dengan fokus kepada UKM, saya berterima kasih kepada pelaku digital ekonomi Indonesia," tambahnya.

Menkominfo menegaskan, dengan pemanfaatan digital ekonomi, maka pemerataan ekonomi bisa dicapai, salah satunya pemberdayan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tersebar diberbagai lokasi.

"Dengan e-commerce UMKM dapat dengan mudah menjual produknya, misal UMKM di Kalimantan bisa menjual produknya ke Jakarta melalui online," ungkapnya.

Disamping itu, Rudiantara berpendapat, perkembangan ekonomi digital juga akan berdampak pada kedekatan masyarakat dengan jasa layanan keuangan.

"Tahun 2016 financial inclusion ratenya baru 39 persen dan targetnya naik hingga 75 persen, karena coverage telepon seluler di Indonesia sudah lebih dari 90 persen," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA), Aulia E Marinto, menyatakan penyelenggaraan IESE merupakan salah satu upaya idEA untuk mewuiudkan cita-cita menjadi kekuatan ekonomi digital di kawasan regional, bahkan dunia.

”Kami akan terus mendorong anggota idEA untuk aktif menumbuhkembangkan industri e-commerce di tanah air melalui berbagai inovasi produk dan layanan. Ke depan, tantangan yang dihadapi akan semakin besar dan berat dan kami harus siap menghadapi ini untuk bisa bersaing di level internasional,” ujar Aulia.

Adapun ajang pameran industri e-commerce ini diikuti oleh 150 perusahaan dan target pengunjung mencapai 5.000 orang dapat mejadi ajang untuk membantu sosialisasi program Peta Jalan E-Dagang Indonesia dan pencapaian target 1000 technopreneur pada 2020. IESE 2017 digelar selama tiga hari, yakni mulai tanggal 9 hingga 11 Mei 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com