Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Jet Buatan China dianggap Bukan Saingan Boeing dan Airbus

Kompas.com - 11/05/2017, 11:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - China telah berhasil melakukan penerbangan perdana pesawat jet penumpang buatan dalam negeri, C919.

Pesawat tersebut kabarnya dibuat untuk dapat menyaingi pesawat penumpang buatan raksasa pabrikan Boeing dan Airbus. Namun demikian, analis memandang C919 bukan saingan bagi kedua raksasa pabrikan pesawat tersebut.

"Ini seperti melihat kompetitor mengejar Anda dengan langkag lambat dan tidak berjalan tidak lurus," kata Richard Aboulafia, VP analisis Teal Group seperti dikutip dari CNBC, Rabu (10/5/2017).

Akhir pekan lalu, C919 berkapasitas 158 penumpang yang dibuat oleh BUMN China Commercial Aircraft Corporation of China melakukan penerbangan perdana dari Shanghai.

Penerbangan perdana C919 dianggap sebagai sinyal kekuatan manufaktur China yang tumbuh pesat.

C919 adalah pesawat berbadan ramping alias narrow-body bermesin jet ganda mirip Boeing 737 dan Airbus A320. Pesawat tersebut dikembangkan sejak tahun 2008 lalu dan penerbangan perdananya terlambat tiga tahun.

C919 akan dirakit di China dengan beberapa teknologi dari mitra-mitra Barat, termasuk afiliasi Honeywell dan General Electrics.

Namun begitu, Aboulafia memandang ada dua kesalahan fundamental pada C919. Pertama, ia yakin bahwa kuatnya campur tangan BUMN adalah pendekatan yang salah dalam memasuki bisnis pesawat komersial global.

Kedua, Aboulafia memandang pula bahwa bermitra dengan perusahaan pabrikan Barat dengan syarat-syarat seperti kewajiban manufaktur China akan menambah risiko dan tidak akan mendorong teknologi teranyar karena hal terkait hak properti intelektual.

"Pada dasarnya, mereka menyatakan bahwa mereka tidak memiliki perlindungan terhadap (hak) properti intelektual. Ini artinya Anda melihat manufaktur Barat yang menunjukkan hal terbaik dan teranyar, tapi dari tahun 1985," tutur dia.

Menurut laporan yang ada, C919 telah mengamankan setidaknya 570 pesanan dari maskapai Air China dan beberapa maskapai penerbangan asal China lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp 2,5 Triliun

ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp 2,5 Triliun

Whats New
Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com