Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: Holding BUMN Migas Jadi Model Baru Pengelolaan SDA di Indonesia

Kompas.com - 19/05/2017, 16:05 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Pembentukan holding BUMN sektor migas bisa menjadi model bisnis baru untuk menjaga ketahanan energi di Indonesia, di tengah gencarnya negara lain mengamankan pasokan energinya.

Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengungkapkan saat ini pasokan minyak dunia tak lagi dimonopoli oleh negara-negara yang tergabung dalam organisasi pengekspor minyak (OPEC).

Amerika Serikat berhasil mengamankan pasokan minyaknya dengan mengembangkan shale oil atau minyak serpih. Dengan cara itu, AS tak lagi tergantung pada suplai dari negara-negara OPEC.

Sementara itu China mengamankan suplai minyak dengan menggandeng negara-negara di Afrika. Sebagai kompensasi, China membangun infrastruktur kepada negara-negara di Afrika yang bersedia menyerahkan ladang minyaknya.

Adapun Rusia memilih keluar dari OPEC dan terus memproduksi minyak dari ladangnya sendiri. Dengan cara tersebut, negara ini bisa memenuhi kebutuhan minyaknya.

"Untuk Indonesia, perlu dipikirkan bagaimana model bisnis yang akan dikembangkan. Pembentukan holding migas ini akan menjadi model bisnis baru dalam pengelolaan migas di Indonesia," kata Rhenald dalam seminar "Penguatan Perusahaan Migas dalam Meningkatkan Kedaulatan Energi Indonesia", Jumat (19/5/2017).

Menurut Rhenald, sampai saat ini banyak orang tidak sadar bahwa kalau hanya dikuasai, sumber daya alam di Indonesia hanya menjadi potensi belaka.

"Karena itu, dengan pembentukan holding BUMN migas, akan ada manajemen yang solid untuk mempertemukan potensi dengan pasar dengan teknologi, proses dan value creation," jelas dia.

Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mochtar menilai salah satu hal yang perlu diperhatikan agar ketahanan energi bisa terjamin adalah cadangan migas milik pemerintah dikelola oleh BUMN.

"Seperti di Malaysia, semua cadangan migas milik Pemerintah Malaysia dikelola oleh Petronas," jelas Syahrial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com