Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Ketahanan Energi, Holding BUMN Migas Akan Investasi Rp 1.500 Triliun

Kompas.com - 21/05/2017, 09:45 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Holding BUMN migas berencana menginvestasikan dana hingga 115 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.500 triliun guna menjaga ketahanan energi nasional.

Dana sebesar itu akan dialokasikan hingga tahun 2025, untuk mengembangkan bisnis di hulu dan hilir. Dengan investasi sebesar itu, perusahaan migas BUMN diharapkan mampu menggenjot produksi migas hingga 2 juta barel per hari.

Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mochtar menjelaskan dana akan digunakan untuk mengembangkan blok migas serta kilang.

"Selain mengembangkan hulu, holding migas juga akan mengembangkan sektor hilir dengan membangun kilang. Kilang yang sudah ada akan dikembangkan serta membangun kilang-kilang baru," ujarnya dalam seminar "Penguatan Perusahaan Migas dalam Meningkatkan Kedaulatan Energi Indonesia", Jumat (19/5/2017).

Menurut Syahrial, untuk memenuhi kebutuhan dana investasi itu, Pertamina selaku holding BUMN migas akan mengandalkan dana dari eksternal.

Dana tersebut bisa berbentuk pinjaman bank kepada Pertamina maupun project financing atau pembiayaan proyek.

"Selain itu, agar kedaulatan energi bisa tercapai dan sumber daya bisa dimanfaatkan maksimal, cadangan-cadangan migas milik pemerintah bisa dikelola oleh BUMN sebagaimana yang dilakukan oleh Petronas," lanjut dia.

Sementara itu, pakar manajemen dari Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengungkapkan Pembentukan holding BUMN sektor migas bisa menjadi model bisnis baru untuk menjaga ketahanan energi di Indonesia, di tengah gencarnya negara lain mengamankan pasokan energinya.

Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengungkapkan holding BUMN migas bisa menjadi model baru dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Sebagaimana diketahui, masing-masing negara besar sekarang tak lagi bergantung pada pasokan minyak dari negara-negara pengekspor minyak (OPEC).

Amerika Serikat berhasil mengamankan pasokan minyaknya dengan mengembangkan shale oil atau minyak serpih. Dengan cara itu, AS tak lagi tergantung pada suplai dari negara-negara OPEC.

Sementara itu China mengamankan suplai minyak dengan menggandeng negara-negara di Afrika. Sebagai kompensasi, China membangun infrastruktur kepada negara-negara di Afrika yang bersedia menyerahkan ladang minyaknya.

Adapun Rusia memilih keluar dari OPEC dan terus memproduksi minyak dari ladangnya sendiri. Dengan cara tersebut, negara ini bisa memenuhi kebutuhan minyaknya.

"Untuk Indonesia, perlu dipikirkan bagaimana model bisnis yang akan dikembangkan. Pembentukan holding migas ini akan menjadi model bisnis baru dalam pengelolaan migas di Indonesia," kata Rhenald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com