Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OCBC NISP Luncurkan Layanan "Private Banking"

Kompas.com - 22/05/2017, 14:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank OCBC NISP meluncurkan layanan private banking untuk memberi solusi keuangan kepada segmen affluent (nasabah kelas menengah atas) di Indonesia untuk mengelola aset mereka melalui produk wealth management.

"Keunggulan ke depannya apa? Terutama adalah terintegrasinya ragam solusi yang ada, bukan hanya produk tapi juga layanan," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja di OCBC NISP Tower, Jakarta Selatan, Senin (22/5/2017).

Parwati menjelaskan contoh terintegrasinya produk dan layanan itu seperti trust, baik dari perbankan dan non perbankan. Kemudian baik di Indonesia maupun luar negeri dengan risiko yang termitigasi baik.

Layanan ini ditangani oleh private bankers yang berpengalaman lebih dari 15 tahun.

"Kami berharap, produk dan layanan ini bukan hanya untuk kebutuhan nasabah. Namun juga kebutuhan korporasi, kebutuhan pasar modal, kebutuhan asuransi, dan lain-lain," kata Parwati.

Ke depannya, lanjut dia, nasabah tidak hanya akan mendapat portofolio. Namun juga layanan wealth management yang menyeluruh. Seperti investasi yang dapat disesuaikan dengan risk profile nasabah, layanan beragam dalam pengalokasian aset, tinjauan terhadap aset nasabah, dan akses langsung kepada independent research yang terpercaya.

"Dengan ini, nasabah akan merasa aman," kata Parwati.

Adapun latar belakang peluncuran private banking ini karena era keterbukaan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016.

Era keterbukaan atau transparansi ini mempengaruhi dunia keuangan. Hal ini tecermin dengan adanya program tax amnesty hingga terbitnya Perppu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Pemeriksaan atau pelaksanaan sistem keterbukaan dan pertukaran informasi (Automatic Exchange of Information/AEoI).

Hal ini diperkuat dengan peningkatan kredit rating Indonesia ke kategori investment grade (BBB- dengan outlook stable) oleh S&P. Sehingga, memungkinkan dana baru investasi luar negeri masuk ke Indonesia.

"Sehingga memperkuat nilai tukar dan menurunkan biaya dana Indonesia," kata Parwati.

Pada akhirnya, nasabah tidak hanya akan puas dengan produk tradisional yang ada saat ini. Industri keuangan, lanjut dia, dituntut dapat memberikan produk dan layanan komprehensif dengan return yang kompetitif.

"Bank-bank di Indonesia harus berupaya untuk memastikan dana dana repatriasi tetap berada di Indonesia, memanfaatkan peluang menarik dana yang masih ada di luar negeri untuk masuk ke Indonesia, dan memelihara future wealth agar bisa dikelola dengan baik di Indonesia," kata Parwati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com