Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Proteksionisme Trump Tak Pengaruhi Negara Berkembang?

Kompas.com - 22/05/2017, 19:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com- Negara-negara berkembang atau emerging markets diprediksi tidak akan terdampak banyak dari kebijakan perdagangan proteksionisme yang akan digulirkan Presiden AS Donald Trump.

(Baca: Proteksionisme Ganggu Prospek Pertumbuhan Ekonomi di Asia Pasifik)

Beberapa analis menilai, dampak proteksionisme tersebut tidak akan besar. Mengutip CNBC, Senin (22/5/2017), direktur global emerging markets di Templeton Emerging Markets Chetan Sehgal menyatakan, negara-negara berkembang tidak lagi sangat bergantung dengan Barat dalam hal perdagangan.

"Sekarang ini perdagangan intra negara berkembang sendiri lebih penting ketimbang AS. Perdagangan di antara negara-negara berkembang telah meningkat dibandingkan dengan perdagangan dengan AS," ujar Sehgal.

Sehgal merujuk pada data yang mengindikasikan bahwa hampir 60 persen ekspor negara-negara berkembang terjadi ke negara berkembang lainnya. Sementara itu, porsi ekspor ke negara-negara maju merosot hingga hanya 40 persen.

Sehgal pun menuturkan, banyak perusahaan di negara berkembang telah meningkat posisinya di dalam rantai nilai. Mereka tidak lagi merupakan perakit barang-barang dari Barat.

"Sekitar 15 tahun lalu, negara-negara berkembang memiliki 15 sampai 20 persen dari aplikasi paten global namun kini hampir 45 persen. Langkah pertumbuhan berikutnya adalah berdasarkan pada kapasitas intelektual dan bagaimana Anda bergerak di antara gelombang teknologi. Saya rasa perusahaan-perusahaan negara berkembang bisa melakukan itu sehingga proteksionisme tidak lagi menjadi faktor besar," jelas Sehgal.

Ada juga faktor lain yang mengindikasikan AS tidak lagi mengatur agenda perdagangan global. Pada Minggu (21/5/2017), 11 negara yang masuk ke dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) setuju untuk melanjutkan kemitraan tanpa melibatkan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com