Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disparitas Harga Bahan Pokok di Pasar Eceran dan Pasar Induk Sangat Besar, Mengapa?

Kompas.com - 29/05/2017, 17:50 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbedaan harga bahan pangan pokok yang signifikan antara pasar induk dan pasar eceran perlu penanganan khusus dari pemerintah. Beberapa bahan pokok seperti cabai, bawang, hingga beras kerap memiliki perbedaan yang cukup tinggi antara pasar induk dan pasar eceran.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, jauhnya perbedaan harga antara pasar induk dan pasar eceran belum disentuh oleh pemerintah.

"Ini belum disentuh pemerintah, ini terkait bagaimana pemangkasan rantai distribusi, dan itu harus turun ke bawah," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (29/5/2017).

Disparitas harga yang tinggi juga disebabkan, pasar induk tidak lagi menjadi rujukan harga bagi para pedagang di pasar eceran. Terlebih lagi, harga bahan pokok di pasar eceran sulit dikendalikan.

"Pasar induk sekarang ini tidak jadi rujukan (pedagang). Kalau dulu, pasar eceran ambil barangnya pasti di pasar induk, sekarang dari daerah bisa langsung ke pasar eceran," tutur Mansuri.

Menurutnya, pemerintah perlu mempelajari pola tata niaga pangan dari pasar induk ke pasar eceran baik dari distribusi hingga sistem pasokan.

Haidir, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengatakan, saat ini tren harga bahan pokok di pasar induk cenderung stabil dan tidak ada lonjakan.

"Harga masih stabil di pasar induk, tidak ada lonjakan," jelas Haidir kepada Kompas.com, di Pasar Induk, Senin (29/5/2017).

Menurutnya, dengan langkah tegas pemerintah menindak oknum penimbun, harga bawang putih cenderung stabil.

"Sudah enggak ada yang simpan di gudang, langsung masuk ke pasar induk semua, bawang putih harga Rp 35.000 per kilogram, cabai rawit merah masih Rp 40.000 per kilogram, cabai merah kriting Rp 20.000 per kilogram, bawang merah Rp 30.000 per kilogram," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com