Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Harta WNI, Mungkinkah Singapura Buka Pintu untuk Indonesia?

Kompas.com - 29/05/2017, 18:21 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 100 negara, termasuk Indonesia, sudah berkomitmen mengikuti aturan Automatic Exchange of Information (AEoI) atau pertukaran informasi keuangan secara otomatis.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, ketentuan ini memungkinkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mendapatkan informasi keuangan warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk kepentingan perpajakan nasional.

"Ada 50 negara berkomitmen menerapkan AEoI September 2017 dan 50 negara pada September 2018. Indonesia masuk yang di 2018," ujarnya saat rapat dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Lantas bagaimana dengan Singapura? Apakah negeri jiran itu mau membuka pintu memberikan informasi harta WNI? Seperti diketahui, Singapura adalah negara favorit konglomerat Indonesia menyimpan hartanya.

Sri Mulyani menuturkan, Singapura termasuk ke dalam gerbong 100 negara yang sudah berkomitmen ikut AEoI. Artinya, pintu pertukaran informasi keuangan itu terbuka.

Hanya, Singapura dan negara yang dikenal sebagai negara surga pajak lainnya seperti Swiss, Hongkong, hingga Panama memiliki syarat tertentu.

"Jadi mereka mau melakukan pertukaran informasi apabila negara tersebut (dinilai) memiliki tingkat transparansi dan akses informasi yang sama dengan mereka," kata Sri Mulyani.

Lantaran alasan itu, pemerintah berupaya untuk memenuhi ketentuan internasional terkait AEoI. Ada dua syarat yakni memiliki legislasi primer yakni undang-undang dan legislasi sekunder yakni kewenangan otoritas pajak mengakses data keuangan paling lambat hingga 30 Juni 2017.

Langkah yang diambil pemerintah untuk memenuhi ketentuan AEoI yakni menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan. Perppu dipilih agar Indonesia bisa memiliki aturan setingkat UU yang mengatur AEoI.

Selanjutnya pemerintah masih berharap agar Perppu itu bisa segara ditetapkan sebagai UU sehinga bisa berlaku tetap.

Berdasarkan studi Mckinsey sebelum pelaksanaan tax amnesty, terdapat 250 miliar dollar AS atau Rp 3.250 triliun kekayaan konglomerat Indonesia di luar negeri. Dari angka itu, terdapat Rp 2.600 triliun yang disimpan di Singapura yang berupa deposito, modal, dan fix income.

Sementara itu jumlah deklarasi aset luar negeri dan repatriasi yang diungkap melalui program tax amanesty hanya Rp 1.183 triliun. Artinya, masih cukup besar harta WNI yang belum dilaporkan kepada negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com