Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan Vietnam Sepakati Kerja Sama Bisnis Miliaran Dollar AS

Kompas.com - 01/06/2017, 17:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima kunjungan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Puc, Rabu (31/5/2017) waktu setempat. Di Gedung Putih, keduanya mendiskusikan perdagangan dan menyepakati kerja sama bisnis senilai miliaran dollar AS dan lapangan kerja yang akan tercipta.

Mengutip CNBC, Kamis (1/6/2017), General Electric Co menyatakan telah meneken kesepakatan dengan Vietnam senilai 5,58 miliar dollar AS terkait pembangkit listrik dan layanan dan mesin pesawat. Ini adalah kerja sama penjualan tunggal GE terbesar dengan Vietnam.

"Mereka baru saja menempatkan pesanan sangat besar di AS dan kami sangat menghargainya. Miliaran dollar AS yang artinya lapangan kerja bagi AS dan perlengkapan kerja yang sangat besar bagi Vietnam," ujar Trump.

Phuc menyatakan pula ia akan meneken kesepakatan untuk barang dan jasa dari AS senilai 15 miliar hingga 17 miliar dollar AS selama kunjungannya di Washington DC. Kesepakatan ini khususnya di bidang produk dan jasa berteknologi tinggi.

Defisit perdagangan Vietnam-AS mencapai 32 miliar dollar AS pada tahun 2016. Adapun angka itu lebih besar dibandingkan 7 miliar dollar AS pada tahun 2015 silam.

Trump, yang selalu tegas pada negara-negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengan AS, menyatakan pemerintahannya akan mendiskusikan perdagangan dengan Vietnam. Ia juga menyatakan bakal mendiskusikan hal itu dengan Korea Utara.

Analis menyatakan, meski pemerintahan Trump menyambut kesepakatan bisnis baru dengan Vietnam, namun sasaran sebenarnya adalah perdagangan.

Murray Hiebert, pakar Asia Tenggara di Center for Strategic and International Studies di Washington DC menuturkan, kesepakatan ini bagus, tapi tidak cukup.

"Mereka (pemerintah AS) mau Vietnam membawa beberapa ide tentang bagaimana menangkal surplus dalam tataran berkelanjutan," tutur Hiebert.

Sebelumnya, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer menyoroti ceopatnya pertumbuhan defisit perdagangan AS dengan Vietnam.

Defisit perdagangan dengan Vietnam adalah yang terbesar keenam bagi AS. Ini merefleksikan tumbuhnya impor produk semikonduktor dan elektronik lainnya dari Vietnam. Selain itu, ada juga impor sektor tradisional, seperti alas kaki dan furnitur.

Menteri Perdagangan Vietnam Tran Tuan Ang menyatakan Vietnam akan menindaklanjuti sorotan AS, seperti iklan pada media sosial AS, layanan pembayaran elektronik, dan impor produk keamanan informasi hingga produk pertanian.

Namun, Vietnam juga mendesak AS untuk menghapus program inspeksi untuk ikan lele, lisensi impor buah-buahan, dan membuat keputusan yang adil terkait pengukuran anti-dumping dan anti-subsidi terhadap produk-produk Vietnam.

(Baca: AS dan Arab Saudi Teken Kesepakatan Bisnis Rp 2660 Triliun)

Kompas TV Terhitung sudah ada 60 orang tewas di Venezuela, karena unjuk rasa memprotes pemerintahan Maduro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com