Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Jengkol Melonjak, Mentan Siapkan Lahan 5.000 Hektar

Kompas.com - 05/06/2017, 12:33 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya berencana mengembangkan tanaman jengkol yang saat ini tengah mengalami lonjakan harga.

Seperti diketahui, memasuki bulan Ramadhan 2017, salah satu panganan yang memiliki aroma khas tersebut mengalami kelangkaan pasokan akibat masa panen yang hanya sekali dalam satu tahun dan menyebabkan lonjakan harga hampir mencapai Rp 100.000 per kilogram.

Menurutnya, tanaman jengkol merupakan tanaman tahunan yang bisa diatasi oleh Kementerian Pertanian dalam waktu cepat. Amran mengatakan, pada tahap awal pihaknya akan mengembangkan tanaman jengkol seluas 5.000 hektar.

"Insya Allah selesai di tahun ini, tahu enggak begitu kita tanam 5.000 hektar mabuk kita (semua)," ujar Mentan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) Ragunan, Jakarta, Senin (5/6/2017).

Namun, Mentan tak menjelaskan lebih lanjut terkait lokasi mana yang akan disiapkan untuk menjadi sentra tanaman jengkol.

Kelangkaan Pasokan

Sebelumnya, Suhartini, salah satu pedagang sayur di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, mengatakan memang dalam beberapa hari terakhir harga jengkol tengah alami kenaikan dan pasokan sulit dicari oleh pedagang.

Penyebabnya adalah kelangkaan pasokan jengkol dari petani kepada para pedagang di berbagai pasar tradisional.

"Wah lagi susah barangnya, harganya mahal juga Rp 90.000 per kilogram," ujarnya kepada , di Kompas.com.

Senada dengan Suhartini yakni Lastri pedagang sayur di Pasar Cimanggis, Tangerang Selatan, mengatakan harga jengkol tengah naik, yang disebabkan menurunnya pasokan kepada pedagang.

"Ini harganya Rp 70.000 per kilogram, ini saya baru dapat barangnya, memang susah kemarin-kemarin enggak jual sama sekali enggak ada pasokannya," jelasnya.

Menurutnya, para pedagang biasanya membeli jengkol dari para petani yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, jika pasokan berkurang maka pedagang akan berebut membeli dan harga terkerek naik.

"Ini belinya dari Bogor, memang musiman jadi kadang banyak kadang susah, pembelinya biasanya warung makan, warteg," paparnya.

(Baca: Harga Jengkol Tembus Rp 90.000 Per Kg, Pedagang Sulit Cari Pasokan)

Kompas TV Harga Jengkol Melejit Rp.100 Ribu per Kilogram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com