Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saat yang Tepat Koleksi Obligasi, Mengapa?

Kompas.com - 07/06/2017, 07:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Diperolehnya peringkat investment grade atau layak investasi atas Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) memberikan titik cerah bagi pasar obligasi. Menurunnya risiko fiskal Indonesia membuat investor pasar saham dan obligasi bergairah.

"Saat Indonesia mendapat rating investment grade dari S&P, investor asing tak ragu memborong obligasi Indonesia," kata ekonom Bahana Sekuritas Fakhrul Fulvian dalam laporan tertulisnya, Selasa (6/6/2017).

Fakhrul memandaang, dengan kenaikan rating Indonesia, dalam waktu tak lama lagi kemungkinan setelah Lebaran, yield atau imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun bakal turun ke kisaran 6,5 persen, dari yang saat ini masih tercatat sekitar 6,9 persen.

Tentunya para investor tak mau ketinggalan momentum ini, sebelum yield turun lebih lanjut, mereka sudah masuk pasar terlebih dahulu. Apalagi ke depan inflasi akan diupayakan turun terus, yang otomatis ini akan mempengaruhi imbal hasil yang bisa dinikmati para investor.

"PR pemerintah saat ini adalah membuat pendalaman pasar keuangan, sehingga perbaikan yang terlihat di sektor rill bisa dimanfaatkan secara optimal”, ujar Fakhrul.

Pendalaman pasar swap juga semakin dimungkinkan ke depannya. Pasalnya, kenaikan rating akan meningkatkan likuiditas dalam negeri.

Hingga dua tahun ke depan, investor asing maupun lokal yang ingin mengoleksi obligasi atau surat hutang jangka panjang, adalah saat yang tepat untuk membelinya.

Ini sejalan dengan fakta bahwa pemerintahan Joko Widodo sangat konsen menjaga stabilitas harga-harga, membangun infrastruktur dan mengurangi beban subsidi atau secara garis besar, reformasi struktural akan terus dilanjutkan.

"Artinya pasar Indonesia akan semakin efisien sehingga tingkat suku bunga tinggi akan segera berakhir," tutur Fakhrul.

Ia menyatakan, pada akhir tahun ini, investor perlu berhati-hati karena ada kemungkinan inflasi akan naik akibat kenaikan harga BBM, meski kenaikan inflasi tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya saat harga BBM naik, kenaikan inflasi saat ini lebih terukur.    

(Baca: Minat Investor AS Beli Obligasi Syariah RI Meningkat, Kok Bisa?)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com