Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Benihkan Rajungan Secara Massal

Kompas.com - 12/06/2017, 16:57 WIB
Muhammad Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rajungan atau Portunus sp merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Dengan harga jual mencapai Rp 70.000 per kilogram, saat ini permintaannya cenderung terus naik terutama untuk memenuhi permintaan pasar ekspor ke berbagai negara khususnya Amerika Serikat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2015, volume ekspor rajungan dan kepiting Indonesia mencapai 29.038 ton dengan nilai ekspor sebesar 321.842 dollar AS.

Permintaan dan harga yang menggiurkan ini, di satu sisi telah memicu over eksploitasi di berbagai wilayah, dan saat ini mulai terlihat kecenderungan penurunan stok yang cukup drastis di alam.

"Untuk mengatasi persoalan ini, perlu ada upaya konkrit bagaimana memulihkan ketersediaan stok rajungan ini. Peran teknologi budidaya, saya rasa bisa didorong sebagai penyangga stok bagi komoditas yang terancam seperti rajungan ini,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto berdasarkan keterangan resmi KKP.

Slamet menjelaskan, Permen KP no 52 tahun 2016 merupakan perangkat untuk melakukan tindakan preventif bagi perlindungan komoditas termasuk di dalamnnya adalah Rajungan.

Produksi benih

Nono Hartono, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar Sulawesi Selatan, mengatakan, pihaknya telah mampu menghasilkan produksi massal benih rajungan.

Saat ini Unit Pembenihan Rajungan BPBAP Takalar terus menggenjot produksi benih rajungan. Pada 2016, produksi Benih rajungan mencapai 126.400 ekor dan tahun 2017 ini ditargetkan 800.000 ekor benih. Benih tersebut akan digunakan untuk kegiatan budidaya dan restocking. 

Diakui Nono, kegiatan budidaya memang telah cukup lama dilakukan masyarakat, hanya saja belum memenuhi kaidah budidaya yang baik, di samping itu benih yang digunakan masih tergantung dari stock alam.

Dengan adanya produksi massal benih ini, diharapkan akan mampu mensuplai kebutuhan benih bagi masyarakat. Kebutuhan benih nantinya tidak lagi bergantung dari alam, selain itu rajungan hasil budidaya diharapkan akan memenuhi kebutuhan pasar tanpa melalui eksploitasi seperti yang saat ini terjadi.

Sementara itu PT Kemilau Bintang Timur (KBT), salah satu perusahaan pengolah rajungan, menyatakan tertarik untuk melakukan budidaya rajungan secara langsung di tambak.

Sejak tahun 2015, disepakati perjanjian kerja sama untuk pengembangan budidaya rajungan, dengan benih disuplai dari BPBAP Takalar. Dengan demikian, produksi rajungan PT KBT saat ini tidak lagi tergantung pada hasil tangkapan nelayan di laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com