Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Tanggapi Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah

Kompas.com - 13/06/2017, 13:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 mendatang bisa mencapai 5,6 persen. Adapun target tersebut sesuai dengan target yang telah dicanangkan oleh pemerintah yakni sebesar 5,4 persen hingga 6,1 persen.

Sementara, pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,1 persen pada akhir tahun ini.

 

(Baca: Target Pertumbuhan Ekonomi 6,1 Persen Dinilai Tak Realistis)

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

"Kalau sampai 6,1 persen itu terus terang tergantung pada keyakinan kita semua. Selama ini orang masih agak sedikit apatis, kurang bergairah karena masalah politik kemarin," ujar Hariyadi saat acara buka puasa bersama di Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (12/6/2017).

Menurutnya, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga perlu meningkatkan optimisme masyarakat maupun pelaku bisnis dan usaha.

"Jadi yang harus ditumbuhkan sekarang optimismenya dulu, kalau optimismenya ada, semua orang bergerak, dan itu akan tercapai 6,1 persen. Jadi angka itu pun relatif tetapi harus ada effort yang luar biasa untuk menuju ke sana," kata Hariyadi.

Haryadi menegaskan, optimisme masyarakat perlu dibangun agar mendorong daya beli masyarakat yang bisa mempengaruhi kondisi pasar.

"Daya beli masyarakat gimana pergerakannya. Kalau daya belinya semakin kusut, enggak ada optimisme, orang enggak berani juga memproduksi barang banyak atau melakukan ekspansi. Jadi ini ada kaitannya semua. Nah jadi enggak bisa dibicarakan dari sisi pelaku," jelas Hariyadi.

Kendati demikian, dari pelaku usaha melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sudah tergolong baik, hanya saja ada beberapa catatan yang oerlu dibenahi oleh pemerintah.

"Kalau dilihat masalah psikologis saja yang membuat orang ragu-ragu untuk ekspansi. Sebenarnya kalau ini selesai enggak perlu ada kekhawatiran. Internasional saja kasih pendapatnya bagus semua S&P kasih bagus, doing business bagus, competitiveness ngasih indeks juga bagus. Ekonomi enggak ada masalah, lebih ke psikologis aja," papar Hariyadi.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,6 persen pada 2018 mendatang. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut memperhitungkan beberapa faktor seperti konsumsi, investasi, ekspor, dan pengeluaran pemerintah.

Kemudian, target pertumbuhan ekonomi juga mempertimbangkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada akhir 2016 yang sebesar 5,02 persen. 

(Baca: Masih Ada Sisa Waktu Mengejar Target Pertumbuhan Ekonomi)

Kompas TV Untuk tahun depan, pemerintahan Joko Widodo kembali tancap gas dan membidik pertumbuhan ekonomi hingga 6,1 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com