Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antam Bisa Beli Tambang Freeport, Asal...

Kompas.com - 15/06/2017, 07:02 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu Badan usaha Milik Negara (BUMN) tambang, PT Antam (Persero) Tbk menyatakan siap jika diperintahkan untuk mengakuisisi tambang milik PT Freeport Indonesia, di Grasberg, Papua.

Namun, pembelian tersebut harus dalam skema holding BUMN tambang. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Direktur Antam Arie Prabowo Ariotedjo, saat acara buka bersama wartawan di Jakarta, Rabu (15/6/2017).

(Baca: Duet Maut Dua BUMN Ini Disiapkan Kelola Tambang Freeport)

"Kalau hanya Antam sendiri yang maju, keuangan kami belum mampu (mengakuisisi tambang Freeport). Tetapi jika dalam bentuk holding, maka balance sheet holding bisa jadi modal untuk lebih sigap mengembangkan bisnis, termasuk modal jika akan mengakuisisi Freeport," papar Arie.

Menurut dia, saat ini pembahasan mengenai holding BUMN tambang sudah sampai pada tahap judicial review. Dengan demikian, aturan mengenai BUMN tambang akan segera terbit. Namun, untuk kapan aturan ini akan digelontorkan, tetap menunggu keputusan dari Kementerian BUMN.

"Dampak holding tidak akan berdampak ke Antam maupun BUMN tambang lain. Sebab holding ini sifatnya strategic holding bukan operating holding," lanjut Arie.

Dengan demikian, diperkirakan akan ada share services yang terjadi antar-BUMN tambang tersebut. Misal pada layanan teknologi informasi (TI), pemasaran, serta pada anak-anak usaha.

"Dampaknya holding BUMN tambang akan lebih efisien dari segi cost, sinergi dan mempunyai kekuatan dari sisi balance sheet," pungkas Arie.

(Baca: Divestasi Saham Freeport)

Sekadar informasi, Antam saat ini mendasarkan bisnisnya pada komoditas tambang nikel, bauksit dan emas. Emas saat ini menjadi 70 persen penopang bisnis Antam.

Komoditas emas menyumbang nilai penjualan Rp 1,16 triliun di kuartal I 2017 dari total nilai penjualan 1,65 triliun.

Hingga kuartal I 2017, laba bersih Antam naik 25 persen menjadi Rp 6,64 miliar dibandingkan laba bersih kuartal I 2016.

Sepanjang 2017, Antam menargetkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2,55 triliun. Jumlah capex naik signifikan dari Rp 988,25 miliar di 2016. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 2,07 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur. Proyek ini diperkirakan akan menelan dana total Rp 3,5 triliun dan diestimasi rampung pada 2018.

(Baca: "Holding" BUMN Tambang Akan Kelola Saham Freeport yang Didivestasi)

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan, jika holding pertambangan terbentuk, maka divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia dapat dikelola oleh holding tersebut.

"Pemerintah sedang berupaya menuntaskan holding tambang dengan menyatukan empat BUMN. Holding BUMN tambang bisa menjadi pemegang saham mayoritas di Freeport," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius K Ro, di Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Menurut Aloysius, PT Indonesia Asahan Aluminium yang disiapkan sebagai induk holding BUMN tengah menunggu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai payung hukum pembentukan Holding Pertambangan.

(Baca: "Holding" BUMN Pertambangan Sudah Selesaikan Tahap Harmonisasi)

Kompas TV Setelah menderita rugi sebesar 1,4 triliun Rupiah, Aneka Tambang akhirnya berhasil meraup untung senilai hampir 65 miliar Rupiah. Tahun 2017 diharapkan akan menjadi momentum bagi Antam untuk meningkatkan marjin keuntungan bisnis nikel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com