Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Tak Layak Konsumsi Disita dari Dua Pasar Tradisional Salatiga

Kompas.com - 21/06/2017, 05:56 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Menjelang Idul Fitri 1438 Hijriyah, peredaran daging tidak layak konsumsi belum sepenuhnya hilang dari pasaran.

Di Salatiga, Jawa Tengah tim gabungan mendapati puluhan kilogram daging tidak layak konsumsi di dua pasar tradisional di Salatiga, Selasa (20/6/2017) dinihari.

Sebanyak 94 kilogram daging tidak layak konsumsi disita dari sejumlah pedagang dalam operasi non yustisi di los daging Pasar Raya I dan Pasar Pagi. Hasil operasi menjelang lebaran tersebut kemudian dimusnahkan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Salatiga.

Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP Salatiga, Kusumo Aji menjelaskan, pedagang yang kedapatan menjual daging tidak layak konsumsi dipanggil ke kantor untuk mendapatkan pembinaan.

"Para pedagang yang menjual daging tidak layak konsumsi, baik gelonggongan atau rusak karena salah penyimpanan akan mendapatkan pembinaan. Kemudian daging yang sudah kami sita dimusnahkan pada hari ini juga (Selasa) di RPH," kata Kusumo Aji.

Sementara itu petugas dari Dinas Pertanian, Christina Susilaningsih yang turut dalam operasi tersebut menjelaskan bahwa daging yang menjadi temuan adalah daging gelonggongan maupun yang rusak akibat salah dalam penyimpanan.

Adapun asal daging yang tidak layak konsumsi tersebut rata-rata dipasok dari luar daerah.

"Kalau daging dari RPH Salatiga kita jamin bagus, daging dari RPH mendapatkan surat dan stampel yang dijamin bagus dan baik dikonsumsi," kata Christina.

Saat operasi yustisi berlangsung, Christina memberikan arahan kepada seorang pedagang yang kedapatan menjual daging tidak layak konsumsi.

Ia menjelaskan bahwa daging yang dijual ibu tersebut kurang baik karena memar, sehingga tidak bisa terlalu lama disimpan karena akan cepat rusak.

"Daging yang disimpan di freezer harus dilakukan dengan benar, jika bolak-balik dikeluarkan akan cepat rusak juga," pesan Christina.

Tim gabungan yang turut dalam operasi yustisi tersebut berasal dari Satpol PP, Kebangpol, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Bagian Perekonomian, Bagian Hukum, Bagian Humas, dan YLKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com