Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Moovit, Pemerintah Integrasikan Angkutan di Jabodetabek

Kompas.com - 26/06/2017, 20:05 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja     sama dengan Moovit Indonesia mengintegrasikan angkutan di Ibu Kota dan sekitarnya.

Moovit merupakan sebuah aplikasi petunjuk rute semua jenis angkutan umum. Aplikasi tersebut bisa diunduh secara gratis oleh pengguna ponsel berbasis iOS maupun Android.

Plt Kepala BPTJ Kemenhub Bambang Prihartono mengatakan bahwa kerja       sama tersebut diharapkan bisa menyinergikan dan mempercepat sinergi moda-moda transportasi yang ada.

"Moovit mudah-mudahan dapat melayani sinergi antar moda satu dengan moda lainnya. Target kami bisa meningkatkan moda share pada 2019 bisa mencapai 40 persen. Sekarang baru 20 persen," kata Bambang di Jakarta, Senin (26/6/2017).

Tak hanya itu, Moovit juga diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk membangun proyek-proyek transportasi baru dan mengevaluasi proyek-proyek transportasi yang telah ada.

"Itu agar proyek-proyek ke depan bisa digunakan lebih efisien, efektif," kata Bambang.

Ia mengakui, sampai saat ini pola perilaku pengguna transportasi di Tanah Air masih belum bergeser, masih sangat konvensional. Karenanya, ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan.

"Pekerjaan rumah kami selain membuat aplikasi. Kami juga harus terus sosialiasi. Sehingga ke depan semua pengguna transportasi bisa menggunakan aplikasi ini," kata dia.

Direktur Moovit Indonesia Teguh Trianung mengatakan, kerja     sama dengan BPJT penting, sebagai regulator sekaligus operator transportasi publik di DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Kami kerja    sama dengan otoritas yang berwenang di Jabodetabek. Kami koordinasi dengan seluruh angkutan, kumpulkan datanya. Misal Kopaja," ujar Bambang.

Ia berujar, sebelum kerja    sama ini digelar, pihaknya sudah melakukan pendataan rute trayek angkutan umum di Jabodetabek sejak dua tahun lalu.

"Saat ini 612 rute trayek dari 700 ruter trayek tersebut tersedia di Moovit," kata Teguh.

Teguh menambahkan, Moovit merupakan kepanjangan tangan, kaki, telingga dari berbagai pihak. Seperti, masyarakat, pemerintah dan operator angkutan umum.

"Kami sudah teruji. Tantangannya kami harus update terus-menerus. Kami akan kejar sampai sempurna misal jadwal realtime angkutan," kata dia.

Teguh pun mengungkapkan, kendala yang dalam mengembangkan Moovit di dalam negeri. Menurutnya, masih minimnya minat masyarakat menggunakan moda transportasi umum, menjadi masalah terbesar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com