Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan Ibu Kota dan Menggunungnya Utang Negara, Berikut Lima Berita Terpopuler EKonomi

Kompas.com - 04/07/2017, 06:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia ke daerah lain menjadi topik terhangan selama sehari kemarin, Senin (3/5/2017). Selain itu, penetapan tarif batas atas dan bawah taksi online juga menarik perhatian pembaca.

Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini tengah mematangkan rencana untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota lain. Salah satu yang dipilih berlokasi di Pulau Kalimantan.

Masih dari isu makro ekonomi, pemerintah meminta agar masyarakat tak terlalu mengkhawatirkan naiknya utang negara yang kini mencapai Rp 3.667 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani berjanji pemerintah akan mengelola utang tersebut secara transparan dan hati-hati.

Berikut lima berita terpopuler dari kanal Ekonomi Kompas.com sepanjang hari kemarin:

1. Pemerintah Targetkan Pemindahan Ibu Kota Dimulai 2018

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengaku telah membahas rencana detail pemindahan ibu kota ini bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Istana Negara, Senin (3/7/2017).

Dalam perbincangan terakhirnya dengan Presiden, Bambang mengatakan kajian pemindahan ibu kota, termasuk skema pendanaan, akan rampung tahun ini.

2. Kemungkinan Besar, Ibu Kota Akan Dipindah ke Kalimantan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memastikan kajian rencana pemindahan ibu kota selesai tahun ini.

Bambang memastikan, ibu kota tidak akan berada di Pulau Jawa. Saat ini, ibu kota Republik Indonesia berada di DKI Jakarta.

3. Utang RI Capai 3.667 Triliun, Rakyat Jangan Khawatir?

Pemerintah kerap menyampaikan bahwa utang negara masih aman. Rakyat pun diminta untuk tidak perlu khawatir dengan situasi itu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tak ingin besaran utang pemerintah menjadi cerita yang membuat masyarakat khawatir atau ketakutan.

4. Pertamina: Mudik 2017, Konsumen Pilih BBM Non-Subsidi

Arus balik Lebaran 2017 telah melewati masa puncak. Satuan Tugas (Satgas) Bahan Bakar Minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) yang bekerja sejak H-15 hingga H+ 7 mencatat, konsumsi BBM Non Subsidi meningkat tajam pada semua jenis dibanding mudik tahun sebelumnya.

Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito pada mudik tahun ini animo konsumen terhadap BBM dengan oktan lebih tinggi semakin meningkat.

5. Perhitungan Tarif Batas Atas dan Bawah Didasarkan pada Biaya Taksi Online

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan penetapan tarif batas atas dan bawah pada taksi online dihitung dari pengeluaran belanja modal (capital expenditure/capex) dan biaya operasional (operasional Expenditure/opex).

Menurut dia, penetapan tarif batas atas dan batas bawah ini bertujuan untuk  menciptakan iklim persaingan yang sehat antara taksi konvensional dan taksi online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com