Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harga Pangan Stabil Iya, Stabil Tinggi..."

Kompas.com - 11/07/2017, 06:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyepakati adanya stabilisasi harga pangan selama bulan Ramadhan tahun 2017.

Namun, Direktur INDEF Enny Sri Hartati memandang harga pangan masih berada di atas harga acuan penjualan konsumen. Artinya, lanjut dia, upaya stabilisasi harga belum mampu memulihkan daya beli masyarakat.

"Kemarin Presiden mengapresiasi (harga pangan) selama Ramadhan tahun ini adalah yang terbaik selama 10 tahun terjadi stabilitas harga pangan," kata Enny, dalam konferensi pers yang digelar di kantor INDEF, Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2017).

"Ternyata setelah kami bandingkan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), kalau dilihat harga pangan stabil iya, stabil tinggi," kata Enny.

Berdasarkan hasil pemantauan PIHPS di 160 pasar di Indonesia selama 9 September 2016 hingga 12 Juni 2017, menunjukkan harga di pasar masih cenderung lebih tinggi dibanding harga acuan pemerintah.

Contohnya, harga beras medium di pasar lebih mahal 17 persen dari harga acuan. Kemudian harga gula pasir lebih mahal 10,1 persen dari harga acuan.

Harga daging sapi kualitas 1, lanjut dia, lebih mahal 47 persen dari harga acuan. Harga daging sapi kualitas 2 lebih mahal 37 persen dari harga acuan, dan minyak goreng curah lebih mahal 19 persen dari harga acuan.

"Data ini terkonfirmasi oleh turunnya daya beli masyarakat. Secara logika, ketika harga turun mestinya meningkatkan daya beli masyarakat," kata Enny.

Selain itu, Enny menyebut, Jawa Timur sempat mengalami deflasi pada Maret 2017 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Jawa Timur sempat mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.

Hanya saja, lanjut dia, hal ini tak berbanding lurus dengan penjualan ritel di sana. Adapun penjualan ritel di Jawa Timur selama Lebaran kemarin mengalami penurunan.

Penjualan ritel hanya sebesar 4 persen. Angka ini lebih rendah dibanding Lebaran tahun 2016 sebesar 13 persen.

"Artinya apa? Berarti deflasi atau stabilitas harga yang terjadi justru disebabkan karena daya beli masyarakat turun. Karena daya beli masyarakat turun, jadi enggak sehat permintaan yang ada di masyarakat," kata Enny.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengapresiasi jajaran menterinya yang mampu menciptakan stabilitas pada harga bahan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

Dia mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Jokowi meminta stabilitas harga bahan pangan tersebut dipertahankan.

Kompas TV Tarik Ulur Harga Pangan - Jejak Kasus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com