Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masih Mengekor Singapura dan Filipina di Bidang Keterhubungan Internet

Kompas.com - 11/07/2017, 16:06 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Dalam lingkup ASEAN, Indonesia masih mengekor Sinagpura dan Filipina di bidang keterhubungan internet. Dalam data terkini Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com, kemarin, terlihat bahwa hingga kini keterhubungan internet melalui jaringan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain (fiber optic) di Singapura sudah mencapai angka 96 persen. "Angka itu adalah jaringan fiber to the home (FTTH),"  kata Ketua Apjatel Lukman Adjam sembari menambahkan bahwa sampai dengan 2017 usai, FTTH di Filipina sudah mencapai 80 persen.

Khusus Indonesia, lanjut Lukman, pada 2019, target yang harus tercapai di Indonesia adalah 71 persen rumah-rumah di perkotaan masuk dalam FTTH berkecepatan 20 megabites (MB) per detik. Sementara, target di perdesaan adalah 47 persen rumah masuk dalam FTTH berkecepatan 10 MB per detik.

Penggunaan model jaringan ini menjadi maksimal lantaran tren data difokuskan pada video. Konsumen mayoritas mengakses Youtube untuk mengetahui informasi terkini serta media lain yang memuat audio visual. "Di Whats App juga rata-rata berbagi cuplikan video. Pekerjaan lapangan juga laporannya pakai video," kata Lukman.

Selanjutnya, informasi juga menunjukkan bahwa PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo merilis produk GIG untuk bersaing di pasar FTTH. GIG menawarkan layanan Home Internet Giga Fiber dengan kecepatan hingga mencapai 1 GBps. GIG berkolaborasi dengan Google untuk menambah kualitas pengalaman digital di rumah dengan menawarkan perangkat streaming Chromecast, laptop Chromebook dan ruang penyimpanan Google Drive dengan berlangganan GIG.

Sejauh ini ISAT membidik Jabodetabek, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta menjadi target pengembangan jaringan fiber internet Indosat IM2."Penawaran kami menjadi milestone membangun Indonesia Digital Nation," demikian Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com