Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tak Lagi Jadi Daya Tarik Penguatan Dollar AS

Kompas.com - 18/07/2017, 19:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar dollar AS cenderung melemah. Akan tetapi, para analis tidak menuding data inflasi AS yang dirilis pada akhir pekan lalu sebagai biang keladinya.

Mengutip CNBC, Selasa (18/7/2017), para analis menyatakan pelemahan dollar AS disebabkan oleh kondisi yang dijuluki "diskon Trump."

Pasalnya, pasar menganggap agenda pemerintahan Presiden Donald Trump banyak yang meleset.

Menurut Richard Clarida, global strategic adviser di Pimco, kekecewaan pasar tersebut terkait dengan progres agenda pemerintahan Presiden Trump yang dianggap kurang berjalan dengan baik.

"Banyak orang pada tahun ini mengekspektasikan stimulus besar dari Trumponomics, seperti potensi pemangkasan pajak, infrastruktur," ungkap Clarida.

Saat ini, imbuh dia, pasar melihat pemangkasan pajak urung direalisasikan. Di samping itu, beragam proyek infrastruktur juga belum berjalan dengan baik dan Kongres mempermasalahkan program jaminan kesehatan.

Clarida menambahkan, perdebatan mengenai jaminan kesehatan mengganggu keseluruhan agenda ekonomi Trump.

Pasalnya, sekitar separuh dari pemangkasan anggaran jaminan kesehatan digunakan untuk membiayai pemangkasan pajak.

Akan tetapi, tidak dipungkiri pula bahwa pelemahan dollar AS disebabkan data ekonomi yang juga dipandang mengecewakan.

Data inflasi indeks harga konsumen yang dirilis pada Jumat (14/7/2017) lalu cenderung stagnan. Penjualan ritel pun secara mengejutkan turun.

Ini memicu keraguan bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan dapat menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) lagi tahun ini.

Inflasi AS pada Juni 2017 tercatat sebesar 1,6 persen, melemah dalam empat bulan berturut-turut.

Adapun penjualan ritel pada Juni 2017 turun 0,2 persen, menimbulkan kekhawatiran pasar mengenai kekuatan ekonomi AS.

Kompas TV Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan niatnya untuk menerapkan proteksionisme perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com