TOKYO, JUMAT - Upaya Indonesia untuk merevitalisasi perkeretaapian nasional membutuhkan keterlibatan aktif Jepang yang dikenal maju dalam membangun transportasi massal yang cepat, aman, dan nyaman. "Namun Jepang juga diminta bisa bersinergi dengan industri strategis Indonesia dalam membangun sistem transportasi massal berbasis rel ini," kata Dubes RI untuk Jepang, Jusuf Anwar di Tokyo, Jumat (7/11), saat menerima kedatangan Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan, Wendi Aritonang.
Dirjen baru saja usai meninjau kesiapan tiga calon perusahaan Jepang yang akan membangun proyek MRT (Mass Rapid Transportation), sekaligus menyampaikan kesiapan mitra lokal Indonesia untuk bersama-sama mengerjakan kegiatan tersebut.
Komitmen Jepang, kata Dubes, sebetulnya tidak perlu diragukan lagi, mengingat selama ini Jepang kerap membantu pembiayaan proyek-proyek transportasi, baik melalui pinjaman berbungan rendah maupun hibah.
Menurut dubes, sudah saatnya Indonesia, apalagi Jakarta sebagai ibukota negara, memiliki moda transportasi massal yang layak, setelah selama ini sempat terabaikan. Apalagi jika dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya, Indonesia terlambat dalam mengembangkan MRT berbasis rel.
Hal senada juga disampaikan Wendi Aritonang yang menyebutkan sejarah kerjasama yang panjang antara dunia transportasi Indonesia dan Jepang, yakni lebih dari 20 tahun.
Kerja sama antara industri Jepang dan Indonesia, menurut mantan Sekjen Dephub itu, kini menemukan momentumnya, tatkala dunia dilanda krisis ekonomi global. "Makanya kini digalang kerjasama yang mau melibatkan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk menyediakan komponen lokalnya. Selain hemat juga memudahkan dalam kegiatan pemeliharaannya, karena sebagian besar komponennya sudah mampu dibuat di Indonesia," ujar Aritonang.
Pemerintah kini juga serius memperhatikan moda transportasi kereta api dengan mengucurkan dana revitalisasi perkeretaapian sebesar Rp 19,5 triliun secara bertahap, dan menjadikan kereta api sebagai tulang punggung transportasi massal di tanah air.
Dalam Cetak Biru Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Dephub terungkap Indonesia memiliki rel KA sepanjang 6.800 km, namun 2.100 km di antaranya atau 70 persen, tidak beroperasi.
Kepedulian Jepang sendiri terlihat melalui New JICA (hasil merger dengan JBIC) yang ikut mendukung kegiatan pembangunan proyek MRT Jakarta dengan menyediakan pinjaman sebesar 18,3 juta dolar AS. Pembangunan konstruksinya akan dimulai 2009 setelah menyelesaikan tahapan pengkajiannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.