Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Kopi Arabika Sumut Terpukul

Kompas.com - 01/02/2009, 18:47 WIB

MEDAN, MINGGU- Ekspor kopi jenis Arabika yang selama ini menjadi andalan Sumatera Utara diperkirakan bakal terpukul, menyusul krisis keuangan di Amerika Serikat yang belum akan pulih dalam waktu dekat. Penurunan volume ekspor kopi pada tahun 2009 diprediksi berkisar antara delapan hingga 15 persen dibanding volume ekspor tahun 2008.

Menurut Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara (Sumut) Suyanto Husein, Sumut selama ini dikenal sebagai eksportir kopi speciality (jenis khusus) Arabika. Pembeli kopi jenis Arabika ini menurut Suyanto rata-rata merupakan perusahaan pemilik gerai kopi asal Amerika Serikat (AS) seperti Starbucks.

Krisis di Amerika Serikat jelas memukul ekspor kopi Sumut karena kebanya kan kami mengekspor kopi speciality Arabika. Krisis keuangan global telah membuat Starbucks menutup banyak gerainya. Orang lebih memilih membeli kopi di Supermarket dibanding harus menikmatinya di gerai kopi karena jauh lebih murah.

Mereka tetap bisa menikmati kopi tanpa harus mengeluarkan biaya lebih mahal. "Itulah mengapa Starbucks sampai harus menutup 300 gerai kopinya," ujar Suyanto di Medan, Minggu (1/2).

Menurut dia, eksportir kopi jenis Arabika menjadi kelompok yang paling terpukul mengingat pasar mereka lesu akibat krisis. Penurunan volume ekspor kopi Sumut pada tahun ini berkisar delapan sampai 15 persen jika dibanding total volume ekspor tahun 2008. "Mungkin Sumut masih bisa mengekspor kopi hingga 45.000 ton pada tahun ini," kata Suyanto.

Di sisi lain, kata Suyanto, volume ekspor kopi jenis Robusta dari Sumut masih sangat sedikit. Total volume eskpor kopi Sumut pada tahun 2008 mencapai 54.576 ton, dengan 47.348 ton di antaranya merupakan kopi jenis Arabika.

Dengan tingkat harga yang lebih mahal dibanding kopi jenis Robusta, nilai ekspor kopi Arabika pada tahun lalu mencapai 163,8 juta Dolar AS. Sementara nilai ekspor kopi Robusta tahun lalu hanya mencapai 11,2 juta Dolar AS.

Padahal, negara tujuan ekspor kopi jenis Arabika seperti AS menjadi negara yang paling terpukul dengan krisis keuangan global. Pasar lain seperti Eropa dan Jepang juga ikut terpengaruh sehingga dipastikan volume ekspor kopi Sumut pada tahun ini akan menurun.

"Belum ada alternatif pasar lain yang terbebas dari imbas krisis. Untuk kopi Arabika, negara-negara Timur Tengah masih belum tembus," katanya.

Suyanto mengungkapkan, naiknya kembali volume ekspor kopi Sumut akan sangat bergantung pada pulihnya kondisi perekonomian di AS dan Eropa. "Sekarang kami sulit memprediksi karena negara-negara tersebut juga belum tentu pulih dari krisis dalam waktu dekat. Ekspor kopi Sumut sangat tergantung pada pulihnya kondisi perekonomian di AS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com