Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukuk Ritel Kian Diminati

Kompas.com - 10/02/2009, 07:58 WIB

JAKARTA, SELASA — Minat investor terhadap sukuk ritel diperkirakan masih akan terus bertambah karena suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate cenderung menurun.

”Minggu lalu pemesanan sukuk ritel mencapai 87 persen dari target agen penjualnya,” ujar pengamat pasar modal dari Bank Standard Chartered, Eric Alexander Sugandi, di Jakarta, Senin (9/2).

Direktur Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan Dahlan Siamat menyebutkan, total pemesanan sukuk ritel SR001 hingga Senin (9/2) mencapai Rp 1,792 triliun atau 99,8 persen dari target awal.

Akibat tingginya pemesanan, enam dari 13 agen penjual meminta tambahan jatah penjualan SR001 kepada Depkeu.

”Lima agen penjual yang menerima terbesar adalah Andalan AAA (Artha Advisindo) Securities, Bank Mandiri, HSBC, Danareksa Sekuritas, dan Trimegah Securities,” ujarnya.

Proses pemesanan sukuk ritel ini dimulai 30 Januari-20 Februari 2009. Adapun penerbitannya pada 25 Februari 2009.

Kupon SR001 sebesar 12 persen, termasuk sweetener (pemanis tambahan untuk menarik investor) sebesar 30 basis poin di atas yield surat utang negara (SUN) yang jatuh tempo tiga tahun.

Tutup defisit APBN

Hasil penerbitan SR001 menjadi bagian dari sumber penutup defisit APBN 2009 yang mencapai Rp 130,2 triliun. Target penerbitan obligasi negara pada tahun 2009 mencapai Rp 99,7 triliun, termasuk dari sukuk ritel.

Sebelumnya, pemerintah telah menyiapkan pinjaman siaga sebesar Rp 38 triliun dan obligasi valuta asing dalam mekanisme Global Medium Term Note (GMTN) sebesar 4 miliar dollar AS.

”Sebenarnya, kondisi pembiayaan APBN 2009 itu sudah relatif aman sehingga sekarang tinggal menunggu berapa besar pemerintah akan menyerap sukuk ini,” tutur Eric.

Sementara itu, Direktur Bank Muamalat U Saefuddin Noer mengatakan, jumlah pesanan SR001 itu cukup membahagiakan. ”Itu maknanya, masyarakat memberikan apresiasi pada instrumen investasi syariah, mengingat edukasi dan sosialisasi atas sukuk ritel relatif terbatas,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com