Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karen Agustiawan, Bangga Jadi Keluarga Pertamina

Kompas.com - 12/02/2009, 10:21 WIB

Susi Ivvaty & Doty Damayanti

Kaget juga ketika mendadak air mata mengalir di pipi Galaila Karen Agustiawan (50), membuat wawancara terhenti. Ia teringat almarhum ayahnya, Prof Dr Soemiatno, figur panutannya. ”Beliau pernah bilang, posisi, jabatan, itu semua tidak ada artinya...,” katanya.

Galaila Karen Agustiawan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang dilantik 5 Februari 2009 menggantikan Ari H Soemarno, adalah perempuan pertama yang menempati posisi puncak di Pertamina sepanjang 51 tahun sejarah perusahaan itu.

”Mau nanya apa? 15 menit saja ya. Masih banyak yang harus saya kerjakan,” kata Karen membuka wawancara di kantornya di lantai 19 gedung utama Pertamina.

Sempat bingung juga, informasi apa yang bisa digali dalam wawancara 15-an menit. Namun, ternyata, dengan tempo bicara yang sangat cepat, Karen mengungkapkan cukup banyak hal. Mulai dari pandangannya tentang Pertamina, tantangan-tantangan dalam hidup, penolakannya terhadap intervensi ke tubuh Pertamina, suami dan tiga anaknya yang begitu mendukungnya, hingga impresinya pada Ari Soemarno. Yang terakhir inilah yang membikin mata Karen berkaca-kaca sebelum kemudian menangis.

”Saya melihat Pak Ari sebagai figur yang mirip ayah saya. Ayah saya Dirut Biofarma selama 22 tahun. Ayah orangnya sangat sederhana, ada karakter Pak Ari yang mirip ayah saya, bagaimana ia membimbing orang,” ungkap Karen.

Suaranya sedikit melemah. ”Saya ini bungsu dari sembilan bersaudara. Saya sangat dekat dengan ayah saya, ini sesuatu yang very touchy,” sambungnya. Ia berhenti sejenak dan meneruskan, ”Kalau saya pergi ke nisan ayah, saya pasti nangis.” Kali ini Karen benar-benar berhenti.

Pemimpin dan jabatan

Apa kata Karen soal pemimpin? ”Pemimpin itu role model, pembuat keputusan. Pemimpin itu pasti bikin kesalahan karena pemimpin itu harus bikin keputusan. Kalau sampai pemimpin tidak bikin keputusan, gak ada yang bisa dikerjakan. Diem saja, status quo,” paparnya.

Soal banyaknya pertanyaan terlontar menyangkut posisi barunya ini—mengingat ia baru dua tahun masuk Pertamina—Karen menegaskan, hal ini bukan persoalan politis. Ia memandang pengangkatannya sebagai dirut hanyalah kebetulan. ”Jangan salah, no no no, saya profesional. Jabatan itu comes and goes, bukan sesuatu yang harus dikejar,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com