Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Usulkan Premium Turun Menjadi Rp 3.900

Kompas.com - 17/02/2009, 08:18 WIB

JAKARTA, SELASA — Mengantisipasi pelemahan kegiatan dunia usaha yang disebut Bank Indonesia kian melorot, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan pemerintah kembali menurunkan harga premium. Penurunan harga premium ini seiring laporan Bank Indonesia tentang hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) untuk kuartal IV-2008.

"Upaya menaikkan daya beli ini akan lebih efektif jika harga bensin premium diturunkan lagi ke level Rp 3.900 per liter," kata Ketua Komite Perdagangan Dalam Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Soesatyo kepada Persda Network di Jakarta, Senin (16/2).

Menurut Bambang, penurunan harga premium tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat, terutama warga nonpegawai negeri sipil (PNS). Langkah ini merupakan penunjang kebijakan pemerintah yang berencana menaikkan gaji PNS, TNI/Polri, serta kebijakan penurunan tarif PPh. "Dengan meningkatnya konsumsi dalam negeri, gairah sektor bisnis kita akan terpacu. Dan, jika konsisten dengan upaya itu, hasil SKDU berikutnya pasti akan berbicara lain," paparnya.

Sebelumnya disebutkan, akibat krisis, kegiatan dunia usaha bertambah tak berdaya. Hal itu tecermin dari saldo bersih tertimbang sebesar -1,56 persen. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada kuartal I-2009.

Menanggapi hasil laporan ini, Bambang menyatakan, kelesuan dunia usaha sesuai hasil identifikasi SKDU itu predictable, dan bukan kejutan karena tak ada yang baru. "Besaran undisbursed loan yang konstan di kisaran Rp 200-an triliun sepanjang 2008 menjadi bukti paling sahih tentang kelesuan sektor bisnis kita. Data undisbursed loan itu lebih riil menggambarkan keadaan dibanding hasil SKDU BI terbaru," jelas Bambang.

Dalam periode krisis sekarang, lanjut Bambang, angka kelesuan sektor bisnis akan terus membengkak. Kecenderungannya bisa dibaca dari angka gelombang PHK, penurunan kapasitas produksi sektor industri, penurunan volume ekspor, anjloknya konsumsi masyarakat, hingga rendahnya persentase penggunaan kios atau ruang usaha di banyak bangunan pusat belanja.

"Semua ini, sekali lagi, lebih nyata untuk menjelaskan proses rusaknya perekonomian masyarakat. Hasil SKDU itu hanya menguatkan," urainya seraya berharap pemerintah tetap fokus pada potensi dalam negeri. "Kita mesti fokus menggarap potensi pasar dengan lebih dari 200 juta konsumen. Ekspor tetap diupayakan, tetapi jangan dipaksakan karena permintaan di pasar global belum pulih," sergahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com