CSR Bukan Hal Baru

JAKARTA, SELASA — Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, usaha ritel yang telah berkembang di Tanah Air saat ini sudah sejak lama menerapkan praktik tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (corporate social responsibility). Bahkan, CSR sudah dilakukan sebelum UU PT mewajibkan aksi tersebut. "CSR bagi kami sudah bukan merupakan hal yang asing atau baru," kata Sekretaris Jenderal Aprindo Rudi Sumampouw di Jakarta, Selasa (24/2).

Menurut Rudi, sejak dulu hingga kini, hampir sebagian besar usaha ritel sudah menerapkan praktik CSR sebagai wujud tanggung sosial terhadap lingkungannya. Upaya tersebut diwujudkan dalam berbagai cara yang berbeda antara satu peritel dan peritel lainnya. "Kami sudah lama mengembangkan konsep CSR dalam berbagai macam upaya dan bentuk yang berbeda-beda," katanya.

Bahkan, peritel di tingkat paling kecil sekalipun, misalnya, warung kelontong, sebagai kepanjangan peritel di tingkat paling bawah, sudah menerapkan CSR kepada masyarakat di lingkungan tempat beroperasinya. "Setiap hari raya mereka memberikan parsel-parsel atau bingkisan," katanya.

Beberapa peritel besar juga kerap menerapkan CSR dengan memberikan diskon-diskon besar menjelang hari raya. Rudi membantah bahwa diskon menjelang hari besar merupakan "akal-akalan" peritel semata yang terlebih dahulu menaikkan harga sebelum didiskon. "Tidak benar itu, diskon atau potongan harga tetap ada. Tidak ada istilah dinaikkan dulu harganya," katanya.

Rudi menambahkan, umumnya potongan harga yang diberikan kepada konsumen merupakan hasil kesepakatan dengan pihak pemasok. Kala itu, diskon yang akan diberikan ditanggung persentasenya secara adil oleh pemasok dan peritel.

Meski begitu, Rudi tidak menampik bahwa upaya CSR memang kerap kali dijadikan ajang untuk promosi atau public relations bagi peritel-peritel tertentu.