Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyantap Gurih Laba Rawon Nguling

Kompas.com - 25/02/2009, 11:03 WIB

Rawon adalah masakan khas Jawa Timur yang bumbu utamanya adalah kluwek. Dalam bahasa Betawi, kluwek disebut pucung. Rawon disajikan dengan sambal cabe, irisan bawang, serta tauge. Rasanya yang gurih membuat banyak orang ketagihan masakan ini.

Maka, tak heran bisnis makanan dengan menu rawon mendatangkan untung lumayan. Salah satu yang sudah punya nama melegenda adalah Rumah Makan Rawon Nguling di perbatasan Pasuruan dan Probolinggo. Kini, Rawon Nguling juga sudah bisa dinikmati di beberapa kota.

Berawal pada 1940, dari sebuah kedai kecil yang semula hanya melayani para petani setempat, kini gerai Rawon Nguling sudah menyebar di banyak daerah. Sebut saja Surabaya, Sidoarjo, Malang, Pandaan, dan Jakarta.

Saat ini, Rawon Nguling memiliki delapan gerai yang dikelola langsung generasi penerus Mbah Karyorejo, perintis Rawon Nguling. Pemilik Rawon Guling ingin gerainya kian menyebar ke lebih banyak tempat. Makanya sejak pertengahan 2008, mereka menawarkan lisensi merek.

Sampai saat ini, memang belum ada satupun mitra yang sudah membuka gerai Rawon Nguling, Tapi menurut Suprayitno, generasi kelima pemilik Rawon Nguling, dua bulan lagi ada 8 calon mitra yang bakal akan membuka gerai.

Nama Jadi Jaminan

Rawon Nguling menawarkan tiga jenis paket lisensi. Perbedaan ketiga paket ini adalah luas tempat usaha atau daya tampung usaha. Paket pertama adalah paket rumah makan atau restoran dengan investasi Rp 200 juta. Kedua, paket rumah toko (ruko) atau mini restoran senilai Rp 150 juta. Ketiga, paket food court senilai Rp 100 juta.

Nilai investasi ketiga paket ini belum termasuk biaya sewa tempat, renovasi ruangan, dan peralatan. Bila memasukkan komponen itu, total investasi restoran berkisar Rp 755 juta, paket kedua Rp 607 juta, dan paket ketiga Rp 480 juta. Ikatan kerjasama ketiga paket selama lima tahun.

Investasi lisensi Rawon Nguling ini lumayan mahal. Namun kata Suprayitno, popularitas yang sudah puluhan tahun menjadi nilai jual usaha ini. "Kami juga tetap pertahankan kualitas rasa rawon secara tradisional," ujarnya.

Karena menerapkan sistem lisensi, tak ada royalty fee. Namun, untuk standardisasi rasa, mitra harus membeli bumbu dasar rawon seharga Rp 90.000 per kilogram dan daging empal seharga Rp 7.500 per potong dari pusat. "Rawon kami harus memakai daging empal dari daerah Probolinggo," kata Suprayitno.

Harga jual Rawon Nguling Rp 15.000- Rp 22.000 per porsi. Marjinnya 30 persen-45 persen.

Suprayitno menjanjikan, mitra bisa balik modal antara 22-24 bulan alias dua tahun. Untuk paket rumah makan misalnya, dengan asumsi pendapatan kotor Rp 6 juta - Rp 8 juta per hari, balik modal akan terjadi pada bulan ke-24. Paket ruko, dengan asumsi omzet Rp 4,5 juta - Rp 6 juta per hari, balik modalnya pada bulan ke-22. Sedang untuk paket food court, si mitra akan balik modal di bulan ke-24 bila jika berhasil membukukan omzet minimal Rp 3,5 juta per hari.

Menurut Suprayitno, target balik modal itu tidak sulit dicapai. Contoh, cabang Rawon Nguling yang buka Desember 2008 lalu di kawasan Cikajang, Jakarta Selatan, mampu mencetak penjualan sekitar Rp 4 juta - Rp 6 juta per hari. "Paling sepi, omzetnya Rp 4 juta," kata Suprayitno. Jumlah pengunjungnya 100-200 orang per hari. "Penjualan kami di Probolinggo jauh lebih tinggi lagi. Minimal kami dapat Rp 14 juta per hari," imbuh Suprayitno. (Dessy Rosalina/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com