Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengejar Ketertinggalan dari Malaysia

Kompas.com - 03/03/2009, 09:40 WIB

Salah satu kejayaan Malaysia yang membuat Indonesia tidak berarti dalam pergulatan pasar modal dunia adalah penerbitan obligasi berbasis syariah atau akrab dikenal sukuk. Penerbitan sukuk dalam mata uang ringgit di pasar domestik Malaysia telah mendominasi seluruh penerbitan sukuk di dunia selama kurun waktu 2002 sampai 2005.

Pada tahun 2007, sebanyak 76 persen dari obligasi yang diterbitkan Pemerintah Malaysia adalah berbentuk sukuk. Adapun Pemerintah Indonesia baru menerbitkan sukuk dua kali, yakni pada Agustus 2008 dan Februari 2009.

Dua seri sukuk pemerintah yang terbit pada Agustus 2008 diserap pasar senilai Rp 4,699 triliun dan masuk ke APBN 2008. Adapun pada penerbitan sukuk ritel Februari 2009 senilai Rp 5,556 triliun, dan kemudian digunakan untuk membiayai defisit APBN 2009.

Bandingkan dengan Malaysia yang sukses menerbitkan sukuk pada denominasi ringgit senilai 39,548 miliar dollar AS antara tahun 2002 dan Oktober 2008. Ini belum termasuk sukuk yang diterbitkan dalam denominasi dollar AS.

Sigit Pramono dan A Aziz Setiawan, peneliti dari Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, dalam sebuah artikelnya menyebutkan, potensi besar penerbitan obligasi syariah internasional, baik oleh perusahaan maupun pemerintah, belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Padahal, instrumen ini sudah lama dimanfaatkan oleh banyak negara.

Lihat catatan Departemen Keuangan yang menunjukkan, penerbitan sukuk internasional terus meningkat. Pada tahun 2002, penerbitan sukuk masih 4,9 miliar dollar AS. Jumlah itu meningkat berlipat kali pada tahun 2007 menjadi lebih dari 30,8 miliar dollar AS. Jumlah ini makin meningkat pada 2008 yang mencapai 84,1 miliar dollar AS. Sementara, Indonesia belum sekalipun memasuki pasar sukuk internasional.

Serangan teroris

Dirjen Bimbingan Organisasi Masyarakat Islam Departemen Agama Nazaruddin Umar mengatakan, Malaysia memperoleh manfaat sangat besar pascaserangan teroris ke World Trade Centre (WTC) dan Markas Pentagon pada 9 September 2001. Dampak peristiwa itu adalah banyak dana asal Timur Tengah yang dicurigai sebagai sumber dana teroris. Akibatnya, para pemilik dana di negara-negara Arab mulai khawatir akan adanya pembekuan uang mereka di Amerika Serikat.

Atas dasar itu, mereka menarik dananya dari Amerika Serikat dalam jumlah besar. Tempat pengalihan itu, antara lain, Malaysia, yang sudah siap dengan sukuk pertamanya sejak tahun 2002. Setidaknya ada dana 800 miliar dollar AS yang ditarik dari Amerika Serikat saat itu, dan hingga saat ini masih mencari tempat untuk berinvestasi.

Hasil survei Islamic Finance Service Malaysia menunjukkan, pasar obligasi syariah dunia tahun 2005 tumbuh hingga 300 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini disebabkan berbagai faktor. Pertama, posisi obligasi syariah di Malaysia pada akhir tahun 2004 telah berhasil mencapai 6,7 miliar dollar AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com