Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi, Seberapa Dalam Pelambatan?

Kompas.com - 06/03/2009, 08:54 WIB

Tidak ada satu negara pun yang terbebas dari dampak resesi ekonomi dunia dan pengetatan kredit di pasar global. Setiap negara kini hanya berupaya menahan pelambatan yang lebih dalam. Bagaimana dengan perekonomian Indonesia

Tiap-tiap negara mencoba menahan pelambatan sekaligus mempercepat pemulihan dengan berlomba-lomba mengucurkan stimulus fiskal dan moneter berupa penurunan suku bunga acuan sejak krisis ekonomi mulai tercium.

Negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) misalnya, telah mengumumkan paket stimulus fiskal sebesar 819 miliar dollar AS atau sekitar Rp 9.000 triliun. Jerman akan mengucurkan sekitar Rp 50 miliar euro atau sekitar Rp 750 triliun.

Dari sisi moneter, bank-bank sentral secara agresif terus memangkas suku bunganya. Bank Sentral AS, Federal Reserve, hanya menyisakan besaran 0,25 persen untuk suku bunga acuannya. Ini artinya, hampir tidak ada ruang lagi untuk stimulus moneter. Jepang bahkan memangkas suku bunga acuannya hingga nol persen.  Akibat pemangkasan yang agresif, suku bunga acuan di negara-negara maju kini telah di bawah 1,5 persen.

Namun sayangnya, stimulus fiskal dan moneter yang bertubi-tubi itu sepertinya tak mampu menahan pelambatan, yang kenyataannya makin dalam saja. 

Prediksi pertumbuhan ekonomi 2009 pun terus direvisi. Pada Oktober 2008, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2009 masih diprediksi mencapai 3 persen. Seiring waktu, perkiraan angka pertumbuhan terus menurun hingga akhirnya prediksi paling akhir sementara, pada Januari 2009, menetapkan pertumbuhan ekonomi dunia hanya sebesar 0,4 persen. Makin banyak negara yang diprediksi pertumbuhannya negatif, antara lain AS, negara Uni Eropa, Jepang, Kanada, dan Singapura.

Situasi yang nyaris mirip juga dialami perekonomian Indonesia. Pengumuman stimulus fiskal sebesar Rp 73,3 triliun dan pemangkasan BI Rate paling dramatis sepanjang sejarah belum juga bisa menahan pelambatan ekonomi yang lebih dalam.

Melihat data perekonomian terkini yang terus memburuk, BI pun merevisi prediksi pertumbuhan 2009 dari 4,5 persen menjadi 4 persen, dengan kemungkinan turun yang besar.

Berpacu dengan waktu 

Stimulus fiskal dan moneter memang membutuhkan waktu (time lag) untuk bisa memberikan dampak terhadap kegiatan perekonomian. Namun, di sisi lain, penanganan krisis juga harus berpacu dengan waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com