Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Kredit Bermasalah Bank BUMN Terbesar

Kompas.com - 27/03/2009, 08:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan kredit bermasalah terbesar terjadi di kelompok bank badan usaha milik negara, atau BUMN. Selama Januari 2009, kredit bermasalah bank BUMN meningkat Rp 2,34 triliun. Padahal, bank BUMN diharapkan menjadi penggerak penyaluran kredit ke sektor riil.

Data Bank Indonesia menyebutkan, posisi nominal kredit bermasalah (nonperforming loan/ NPL) kelompok bank BUMN pada akhir Januari 2009 jadi Rp 19,94 triliun. Adapun kelompok bank swasta, kenaikan NPL- nya Rp 1,5 triliun, menjadi Rp 15,8 triliun. Kelompok bank lainnya, seperti Bank Pembangunan Daerah dan bank asing, kenaikan NPL-nya relatif rendah.

Menurut pengamat perbankan, Dradjad Wibowo, Kamis (26/3) di Jakarta, ada beberapa faktor yang membuat lonjakan NPL bank BUMN besar, antara lain, kredit bank BUMN didominasi kredit korporasi. ”Pada situasi krisis, risiko NPL kredit korporasi meningkat,” ujarnya.

Kredit korporasi yang disalurkan bank BUMN, kata Dradjad, terkonsentrasi pada beberapa sektor, terutama perkebunan, industri primer, properti, dan pertambangan. Padahal, sektor-sektor itu yang terhantam krisis, dengan ambruknya harga komoditas dan properti.

Selain itu, dalam situasi perekonomian yang melambat, korporasi yang pernah direstrukturisasi rawan kembali sakit sehingga tak bisa memenuhi kewajibannya kepada bank.

Faktor lain yang membuat lonjakan NPL, lanjut Dradjad, adalah belum leluasanya bank BUMN melakukan pemotongan utang pokok (haircut) dalam penyelesaian kredit macet. Akibatnya, tingkat pengembalian aset yang diterima bank rendah. Ini membuat bank BUMN tidak bisa agresif menghapus buku kredit macet di dalam neracanya, NPL pun makin menumpuk.

Sementara, bank swasta dengan mudah bisa melakukan haircut sehingga leluasa menghapus buku kredit macet.

Padahal, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33/2006 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, bank BUMN boleh melakukan haircut. Namun, bankir BUMN tidak berani melakukannya karena aturannya dinilai kurang kuat.

Direktur Bank Mandiri Sentot A Sentausa mengatakan, salah satu strategi mengurangi NPL adalah merestrukturisasi kredit secara dini, yakni saat kredit masih berstatus non-NPL. Adapun BNI, kata Dirut BNI Gatot Suwondo, selain proaktif merestrukturisasi kredit non- NPL, juga melakukan penarikan yang agresif, hapus buku, dan pemotongan utang pada kredit NPL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com