Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Perintahkan Pertamina Lanjutkan PLTP Patuha

Kompas.com - 31/03/2009, 10:55 WIB

PATUHA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan PT (Persero) Pertamina melalui anak perusahaan yakni PT Geodipa Energi (GDE) Unit Patuha untuk segera menjalankan proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha yang telah tertunda pembangunannya selama 12 tahun.

Proyek tersebut berkapasitas 60 MW dengan investasi sekitar 80-90 dollar AS. Keputusan tersebut disampaikan Wapres Kalla saat ditanya pers, seusai memimpin rapat paparan yang membahas rencana pengembangan PLTP Patuha di lokasi PLTP, di perkebunan Cibolang, Pegunungan Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/3) siang ini.

"Proyek ini harus dijalankan segera, karena sudah telat 12 tahun. Bahkan, pemerintah sudah bayar klaim ganti rugi ke Amerika Serikat (AS) dan lainnya sampai 400 juta dollar AS," tandas Kalla.

Menurut Kalla, dibutuhkan waktu 1,5 tahun untuk menghidupkan PLTP Patuha sebesar 60 MW sehingga diharapkan operasional pada akhir 2010 atau awal 2011 mendatang. "Selama ini, masalahnya hanya admnistrasi saja. Ada sub kontraktor yang menyandera proyek ini selama enam tahun. Karena itu, kita harus singkirkan!"" tambah Kalla.

Sub kontaktor yang dimaksud berdasarkan dokumen rapat adalah PT Bumigas Energi yang diputuskan wanprestasi.

Dalam kunjungan ini, Wapres Kalla didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menneg BUMN Sofyan Djalil, Dirut Bank Dirut Pertamina Karen Agustyawan, Dirut Rakyat Indonesia Sofyan Basyir, Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo, Dirut PLN Fahmi Moechtar dan sejumlah staf Wapres di antaranya Sewapres Tursandi Alwi. Sedangkan dari pemerintah provinsi Jawa Barat hadir Gubernur Jabar Achmad Heryawan dan Dirut GDE Praktimia Semiawan.

Bersama PLTP Dieng, Jawa Tengah, PLTP Patuha yang berada di perkebunan Cibolang, Pegunungan Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, merupakan salah satu proyek listrik 10.000 Megawatts (MW) tahap kedua yang segera dimulai pada tahun ini juga.

Proyek listrik 10.000 MW tahap kedua berbahan panas bumi, air dan angin. PLTP Patuha merupakan salah satu dari 10 proyek energi seperti di antaranya PLTP Karaha Bodas, yang dihentikan di era reformasi oleh pemerintahan di zaman Presiden BJ Habibie karena diduga terindikasi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) pada tahun 1998.

Direncanakan, PLTP Patuha yang berkapasitas 60 MW akan dioperasionalkan 1,5 tahun lagi dengan dana sekitar 90 juta dollar AS, untuk membangkitkan 15 sumur geothermal. Areal kerja PLTP Patuha seluas 200 hektar dan memiliki potensi geothermal sebanyak 360 MW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com