JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (14/4) sore, berhasil menembus angka Rp 11.000 per dollar AS karena pelaku pasar makin antusias membeli rupiah menyusul melemahnya dollar di pasar Asia.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar naik menjadi Rp 10.800/11.030 per dollar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 11.105/11.120 per dollar atau naik 305 poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa, menilai kenaikan rupiah hingga di bawah angka Rp 11.000 per dollar AS terlalu cepat karena akan menimbulkan kekhawatiran bagi para eksportir terhadap produk jualnya. "Karena kenaikan yang terlalu cepat bagi rupiah sangat tidak bagus bagi pergerakan rupiah lebih lanjut," ucapnya.
Menurut Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa, pergerakan rupiah terlalu besar dan cepat hal ini akan menimbulkan hal yang tidak baik apabila ada faktor negatif maka rupiah akan cepat merosot. "Rupiah yang tepat saat ini hanya sampai di level Rp 11.000 per dollar," ujarnya.
Kenaikan rupiah, lanjut dia, agak kebablasan dan kemungkinan pada perdagangan berikut akan bergerak turun karena pelaku akan melakukan konsolidasi lebih lanjut. "Kami memperkirakan pelaku pasar akan melakukan konsolidasi agar pergerakan rupiah tidak terus menguat lebih lanjut," ucapnya.
Ia mengatakan, rupiah untuk saat ini yang tepat berada di level Rp 11.000 per dollar AS karena pada posisi itu akan membuat antara eksportir dan importir berada dalam posisi yang agak berimbang. "Kami optimis pada perdagangan berikutnya akan muncul aksi ambil untung dalam upaya menekan rupiah untuk tidak berlanjut menguat," ucapnya.