Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF : Dunia Rugi 4 Triliun Dollar

Kompas.com - 22/04/2009, 07:44 WIB

WASHINGTON,KOMPAS.com-Dana Moneter Internasional, Selasa (21/4) di Washington, menaikkan perkiraan kerugian global akibat krisis finansial. Jumlahnya naik menjadi lebih dari empat triliun dollar AS karena peningkatan kredit bermasalah perbankan AS di sektor perumahan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan total biaya krisis ekonomi, dipicu krisis di sektor keuangan, menjadi 4,054 triliun dollar AS.

Kerugian ini lebih kurang sama dengan sembilan kali produksi domestik bruto (PDB) Indonesia. Artinya, dengan kerugian ini, selama sembilan tahun Indonesia tidak memiliki pendapatan dan mungkin hanya bisa hidup dari tabungan yang ada, atau juga dengan menggadaikan harta milik yang ada.

Di masa krisis ini, banyak warga kaya di AS dan Eropa yang sudah mulai menggadaikan benda berharga milik mereka.

Total kerugian 4 triliun dollar AS ini sudah termasuk 2,712 triliun dollar AS dari kerugian yang diderita perbankan AS. Kerugian yang diderita kawasan Eropa diperkirakan mencapai 1,193 triliun dollar AS. Kerugian di pihak Jepang mencapai 149 miliar dollar AS.

Kerugian ini menggambarkan hal apa saja yang diperlukan, sekaligus menggambarkan besarnya pertolongan yang diperlukan lembaga keuangan. Ini semua terjadi karena penurunan pendapatan bank secara drastis dari pengucuran kredit kepemilikan rumah (KPR).

Perkiraan IMF soal kerugian biaya krisis itu sudah meliputi jangka waktu mulai pertengahan 2007 dan prediksi hingga hingga 2010. Data itu dipublikasikan pada Laporan Stabilitas Finansial Global (GFSR).

Pada laporan Januari lalu, IMF memperkirakan kerugian hanya sebesar 2,2 triliun dollar AS untuk Amerika Serikat dan saat itu belum ada perkiraan kerugian untuk Eropa dan Jepang. "Sistem finansial global tetap berada di bawah tekanan. Krisis terus meluas termasuk ke keluarga, korporasi, dan sektor perbankan mulai dari negara maju hingga berkembang,” demikian pernyataan dari IMF.

”Melemahnya aktivitas ekonomi terus memberi tekanan pada neraca perbankan. Aset bank terus tergerus karena kerugian. Hal ini membahayakan rasio kecukupan modal perbankan sehingga memerlukan suntikan modal,” demikian institusi yang beranggotakan 185 negara itu.

Bank korban terbesar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com