Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astragraphia: "An IT-based Document Solutions Provider"

Kompas.com - 06/05/2009, 08:29 WIB

Kalau kampanye lingkungan dilakukan oleh LSM dan bukan oleh Xerox, pasti jadi biasa.

 

Tapi ternyata kampanye itu memang dilakukan perusahaan yang ikut membuka jalan tampilnya Steve Jobs meniti karir dan kemudian menjadi icon industri ICT dunia. Dan dalam kampanyenya, Xerox bukan hanya sekedar menunjukkan punya kepedulian, tapi sudah melangkah ke value proposition. Xerox sebagai penyedia produk dan jasa berbasis mesin fotokopi menganjurkan kliennya untuk mengurangi pencetakan atau pengkopian dokumen, tetapi tetap berharap dapat untung.

 

Bagaimana caranya? Dengan erasable paper. Dengan teknologi ini, kertas dapat digunakan berkali-kali dengan melakukan pencetakan dan penghapusan dengan mesin Xerox. Sebagai perusahaan kedua terbesar di bidang printer-copier di dunia, Xerox memang selalu mencoba menghemat pengeluaran konsumennya dalam menggunakan kertas. Dulu, Xerox menjadi pencetus ide double-sided printing. Bagi Xerox, solusi dokumen yang lebih ramah lingkungan menjadi value-add bagi kliennya. Dengan demikian, margin yang diperoleh Xerox atau reseller-nya menjadi lebih besar.

 

Menjadi distributor atau reseller perusahaan yang produknya dicari seperti Xerox tidaklah sulit. Akan tetapi bisnis distribusi Xerox ini adalah bisnis yang mengandalkan penghasilan dari margin produk yang dijual. Semakin kecil value-add yang bisa ditawarkan sebuah reseller, semakin kecil margin yang bisa diraih. Value-add terbesar adalah ketika distributor mampu menawarkan berbagai produk ke dalam suatu solusi yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena itulah, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) berkembang dari bisnis distributor menjadi bisnis solusi.

 

Menjadi bagian dari Astra International sebagai distributor eksklusif --lengkap dengan layanan purna jual-- dari mesin fotokopi Xerox sejak 1971, ASGR mengalami transformasi menjadi penyedia solusi dokumen. Seperti didefinisikan oleh ASGR, dokumen adalah alat penting yang menjadi jembatan transmisi informasi. Dengan demikian, sebuah perusahaan perlu suatu strategi dokumen mulai dari desain, produksi, sampai penyimpanan dokumen.

 

Saat ini separuh bisnisnya ditopang oleh Office Product Business yang menjual perangkat dokumen multi-fungsi sebagai solusi bagi klien perkantoran. Sisanya didukung oleh Production Service Business untuk solusi dokumen berskala produksi dan Printer Channel Business untuk solusi printing serta FX Global Services untuk jasa integrasi dan outsourcing solusi.

 

Karena dokumen itu tidak selamanya paper-based, sejak tahun 1983, ASGR mulai merambah masuk ke area solusi teknologi informasi (TI) sehingga mampu menawarkan solusi dokumen berbasis TI. Memasuki area baru, Singapore Computer Systems Limited (SCS) pun digandeng untuk membentuk SCS Astragraphia Tehnologies (SAT). Setelah proses pembelajaran dari SCS rampung, di tahun 2008 ASGR membeli kembali saham SAT dari SCS hingga perusahaan ini mempunyai unit bisnis solusi TI yang dimiliki penuh. Sinergi antara unit bisnis solusi dokumen dan solusi TI diharapkan mampu memperbesar value-add dari produk yang dijual sehingga ASGR semakin jauh dari status distributor yang rentan terhadap negosiasi harga dengan klien.

 

Tantangan terbesar sebuah perusahaan solusi, termasuk ASGR, adalah dalam hal pricing, terutama di saat klien mengincar penghematan di proses bisnisnya. Terlalu mahal, klien akan mencari harga yang lebih murah dari pesaing atau merancang solusi sendiri. Terlalu murah, perusahaan akan mendapat margin yang terlalu kecil untuk melakukan banyak pekerjaan di luar operasional rutin, mulai dari desain solusi, instalasi, sampai layanan purna jual.

 

Untuk menjawab tantangan tersebut, ASGR perlu mengedukasi klien bahwa margin yang dibayarkan di atas harga produk adalah untuk jasa customization dan integration produk ke dalam proses bisnis klien. Selain itu, ASGR sebagai an IT-based document solutions provider perlu memastikan bahwa customization dan integration memang menjadi value-add yang ditawarkannya.

 

"Philip Kotler's Executive Class: 21 Days To Go"

================================================================================

Riset untuk artikel ini dijalankan oleh tim MarkPlus Consulting yang dikoordinasi oleh Bayu Asmara, Senior Consultant MarkPlus Consulting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com