Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Jadi Korban

Kompas.com - 06/06/2009, 04:59 WIB
KOMPAS.com - Resesi yang melanda AS membuat kesejahteraan anak-anak anjlok drastis. Para orangtua terpaksa mengganti makanan sehat dengan makanan cepat saji yang kurang bergizi, tetapi lebih murah.

Selain itu, kemiskinan juga dirasakan oleh anak-anak karena orangtua kehilangan pekerjaan. Impitan ekonomi juga membuat kriminalitas semakin tinggi.

”Kita berada dalam masa berakhirnya kesejahteraan ekonomi. Tampaknya kita sudah balik ke tahun 1975,” ujar Ruby Takanishi, kepala Yayasan Pembangunan Anak-anak di Washington, Kamis (4/6). Yayasan ini turut menyusun Indeks Kesejahteraan Anak 2009.

Indeks yang menggunakan data Pemerintah AS itu menggambarkan apa yang terjadi pada anak-anak AS dalam banyak hal, mulai dari kesehatan hingga hubungan sosial.

Pada tahun ini, indeks tersebut memperlihatkan bahwa kesejahteraan anak-anak AS mulai menurun sejak tahun lalu ketika negara besar itu terjerembap ke dalam resesi.

”Dampak krisis ini meluas ke anak-anak karena hilangnya pekerjaan orangtua dan turunnya pendapatan keluarga. Keluarga terpaksa pindah, kehilangan rumah. Semua itu berdampak terhadap kesejahteraan anak-anak,” papar Kenneth Land, koordinator periset indeks tersebut.

Laporan itu memperkirakan kesejahteraan anak-anak masih akan terpengaruh setidaknya hingga tahun 2010 walaupun para ekonom memperkirakan perekonomian akan membaik pada akhir tahun ini.

”Penurunan kesejahteraan anak-anak akan dipengaruhi terutama oleh kemerosotan materi. Jumlah dan persentase anak-anak yang hidup di bawah garis kemiskinan akan naik. Persentase anak-anak dengan satu orangtua berpenghasilan tetap menurun dibandingkan dengan tahun lalu sebagai dampak pemutusan hubungan kerja,” tutur Land.

Pekerja pria menderita

Rata-rata pendapatan keluarga diproyeksikan menurun karena tingkat pengangguran naik. Keluarga dengan orangtua tunggal yang dikepalai oleh laki-laki merupakan rumah tangga yang paling terpukul.

Penyebabnya, sektor perusahaan yang mengurangi tenaga kerjanya lebih banyak mengorbankan pekerja lelaki, seperti sektor konstruksi. Di sektor tersebut, biasanya sangat jarang melibatkan pekerja perempuan.

Bahaya lain yang dihadapi anak-anak AS adalah kegemukan karena orangtua mengganti makanan sehat dengan makanan cepat saji yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi. Sekitar 32 persen anak di AS mengalami kegemukan. (AFP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com