Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bankir: Permintaan Kredit Rendah Bukan karena Bunga Tinggi

Kompas.com - 08/06/2009, 13:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perbankan nasional menilai rendahnya permintaan kredit bukan karena tingkat suku bunga pinjaman yang relatif tinggi.

BI Rate yang saat ini sudah turun menjadi 7 persen, tetapi hal itu tidak juga menggerakkan langkah perbankan nasional untuk menurunkan suku bunga pinjamannya.

"Sekarang ini permintaan kredit relatif rendah, namun hal itu bukan karena suku bunganya yang tinggi. Namun, justru permintaan kredit dari pengusaha sendiri yang masih rendah," kata Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono di Jakarta, Senin (8/6).

Sigit mengatakan, permintaan kredit yang relatif rendah itu lebih karena pengusaha masih bersikap wait and see, apalagi ditambah dengan adanya hajatan nasional pemilu presiden.

Ia menepis kalau suku bunga bank dinilai masih tinggi. "Pihak bank sebenarnya sudah menurunkan suku bunga, terutama pada bunga pinjaman untuk sektor usaha yang prospektif dan mempunyai risiko rendah," ujarnya.

Sigit mengatakan, sekarang ini suku bunga pinjaman bank sekitar 10 sampai 13 persen dan diperkirakan suku bunga itu akan turun lagi sekitar 2 sampai 3 persen. "Bagaimanapun suku bunga akan turun lagi, dan kita tidak bisa berlama-lama menahan dana, karena ada persaingan antarbank," paparnya.

Ia menambahkan, bunga kredit perbankan itu berbeda antara sektor usaha dan konsumen dan antara bank satu dengan lainnya. Selain itu, masing-masing bank mempunyai besaran variabel yang berbeda-beda untuk menentukan besaran suku bunga pinjaman.

Dicontohkan, bank yang mempunyai struktur biaya dana (cost of fund) yang besar, akan kurang luwes dalam menurunkan suku bunga pinjamannya.

Menurutnya, ada empat variabel yang menentukan besarnya suku bunga pinjaman yakni biaya overhead, marjin keuntungan yang diharapkan dan premi risiko, serta biaya dana. "Biaya dana dan premi risiko yang di luar kendali bank, sehingga sangat menentukan besarnya bunga pinjaman yang ditetapkan bank," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengatakan, penurunan suku bunga kredit sudah lama dinantikan oleh pelaku usaha. Penurunan suku bunga kredit sangat membantu, terutama bagi industri berorientasi ekspor dan dalam menggerakkan sektor riil.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno. Menurut Benny, pihak bank lebih tertarik menanamkan dananya kepada SBI maupun obligasi, ketimbang menyalurkan kreditnya ke pengusaha/sektor riil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com