Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Pertamina Kuartal Pertama Capai Rp 3,6 T

Kompas.com - 10/06/2009, 12:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina (Persero) meraih laba bersih selama kuartal pertama 2009 (periode 1 Januari hingga 31 Maret 2009) sebesar Rp 3,614 triliun.

Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu, mengatakan, pada periode Januari-Maret 2009, pendapatan mencapai Rp 80,374 triliun dan biaya Rp 74,33 triliun.

"Dengan demikian, laba usaha tercapai Rp 6,044 triliun dan setelah dikurangi beban lain-lain Rp 66 miliar dan pajak penghasilan Rp 2,364 triliun, maka didapat laba bersih Rp 3,614 triliun," katanya.
    
Menurut dia, pada tahun 2009, Pertamina menargetkan perolehan laba bersih Rp 12 triliun. Target laba tersebut memang lebih rendah dibandingkan realisasi 2008 yang mencapai Rp 30,195 triliun.
    
Frederick mengatakan, penurunan laba tersebut dikarenakan harga minyak yang merosot dari rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) pada 2008 dari 97 dollar AS per barrel menjadi sekitar 40 dollar AS pada kuartal pertama 2009. "Kami juga masih memakai patokan alpha BBM yang delapan persen," katanya.

Menurut dia, dengan besaran alpha yakni komponen biaya dan marjin pendistribusian BBM bersubsidi sebesar delapan persen dan harga ICP 45 dollar AS per barrel, maka Pertamina berpotensi mengalami kerugian Rp 6-Rp 7 triliun per tahun.

Frederick juga mengatakan, aset Pertamina per 31 Maret 2009 mencapai Rp 318,439 triliun atau mengalami kenaikan dibandingkan posisi 30 Desember 2008 sebesar Rp 294,427 triliun.

Peningkatan aktiva tersebut dikarenakan adanya kebijakan pemerintah menaikkan stok minyak mentah dan BBM dari rata-rata 20 hari menjadi 27 hari ke depan guna mengamankan suplai dalam negeri. "Kenaikan stok ini tentunya meningkatkan aset Pertamina," katanya.

Ekuitas perusahaan juga mengalami kenaikan dari Rp 149,112 triliun menjadi Rp 152,899 triliun.
    
Sementara posisi piutang pembelian BBM di badan usaha lain per 3 Mei 2009 mencapai Rp 36,932 triliun. Piutang terbesar berada di PT PLN (Persero) Rp 23,635 triliun, selanjutnya TNI Rp 6,918 triliun, PT Trans Pacific Petrochemical Industries (TPPI) Rp 2,641 triliun, Departemen ESDM buat program konversi minyak tanah ke elpiji Rp 2,372 triliun, PT Garuda Indonesia Rp 967 miliar, dan PT Merpati Nusantara Rp 397 miliar. "Pada Jumat besok, kami akan menandatangani restrukturisasi piutang dengan Garuda," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com