Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK: "Disclaimer" Lima Kali Berturut-turut Bukan Berarti Kiamat

Kompas.com - 17/06/2009, 12:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kelima kalinya dalam masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini disclaimer atau tidak memberikan pendapat terhadap laporan keuangan pemerintahan pusat (LKPP) tahun 2008 . Namun menurut BPK hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya.

 "Lima kali mendapat opini disclaimer bukan berarti kiamat, dari tahun-ketahun LKPPP menunjukkan peningkatan," ujar Syafrie A. Baharudin, Auditor Utama keuangan Negara II BPK dalam Media Workshop LKKP Tahun 2008 , di gedung BPK, Rabu ( 17/6 ).

Pada tahun 2007 , BPK menemukan masalah yang mendapat opini, untuk tahun ini menurun menjadi 6 Departemen yang mendapat opini tersebut. Jika pemerintah terus meningkatkan LKPP, Syafri meyakini LKPP mendatang tinggal 5 permasalahan saja.

Ia memaparkan saat ini pemerintah telah melakukan beberapa perbaikan LKPP. "Sekarang tidak ada lagi pembatasan lingkup pemeriksaan pajak, BPK telah dapat melihat soft copy, tapi kita belum bisa melihat SPTnya," ujar dia.

Selain itu, dalam LKPP tahun ini, pemerintah juga telah menerbitkan Laporan Keuangan Badan Usaha Negara. Pemerintah juga telah sistem penerimaan negara dan menyelesaikan sebagian revaluasi aset, pengungkapan rekening 600 , perbaikan administrasi pinjaman luar negeri dan menurunkan pos suspen.

Lebih jauh, Syafri menerangkan walau LKPP dari tahun ketahun semakin membaik, pemerintah harus memberikan perhatian lebih lagi, karena dalam LKPP tahun 2008 masih terdapat masalah yang berpengaruh signifikan terhadap penyajian laporan keuangan.

Temuan tersebut pada penerimaan perpajakan diantaranya tidak terekonsiliasi, senilai Rp 3,4 triliun tercatat di SAU (sistem akuntansi umum) tetapi tidak tercatat di SAI (sistem akuntansi instansi), sebaliknya Rp 2,9 triliun tercatat di SAI tapi tidak tercatat di SAU.

Selain itu, piutang pajak sebesar Rp 231 miliar dan penihilan saldo negatif piutang pajak sebesar Rp 767,76 miliar tidak didukung sumber dana yang memadai.

Pengakuan penarikan hutang luar negeri belum dapat direkonsiliasi sebesar Rp 27,88 triliun. Selain itu, perbedaan fisik dan SAL (sisa anggaran lebih) belum dapat ditelusuri. "Kalau temuan-temuan signifikan tersebut terus diperbaiki, bisa saja tahun depan BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com