Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Kemiskinan BPS Diragukan

Kompas.com - 09/07/2009, 14:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Rizal Halim meragukan data kemiskinan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan angka kemiskinan turun  karena berbeda dengan kondisi rill di lapangan.

"Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan angka BPS dan saya meragukan validitasi angka-angka yang disampaikan BPS," kata Rizal Halim di Jakarta, Kamis (9/7) berkaitan dengan angka kemiskinan yang disampaikan BPS.

Data BPS menunjukkan telah terjadi penurunan angka kemiskinan sekitar 2,4 persen atau menjadi 31,5 juta jiwa dari total penduduk Indonesia. Dia mengatakan, tidak ingin bicara angka-angka yang bisa dimanipulasi tetapi melihat kondisi rill kehidupan masyarakat.

"Saudara-saudara kita yang memiliki uang Rp 10 ribu misalnya sebelumnya masih bisa makan tetapi apakah sekarang ini masih bisa makan dengan uang Rp 10 ribu ?" katanya.

Selain itu, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), banyak lulusan sarjana yang tidak bisa bekerja karena ketiadaan lapangan kerja adalah kondisi rill lapangan yang  memperlihatkan kepada publik bahwa ada begitu banyak rakyat Indonesia masih miskin. "Kalau sekarang kemudian diungkapkan bahwa data kemiskinan di Indonesia menurun dratis apakah benar, karena jauh berbeda dengan kondisi rill di lapangan," katanya.

Dia juga meminta BPS untuk memberitahukan kepada publik tentang metodologi yang digunakan dalam survei, termasuk sasaran survei agar publik bisa menilai apakah angka yang disampaikan BPS itu benar atau tidak. "Kita tidak pernah diberitahu seperti apa  metodologinya dan siapa saja yang menjadi sasaran survei dan bagaimana proses pengolahan datanya. Kalau ini diekspose ke publik mungkin kita bisa mengikuti secara cermat bahwa benar ada penurunan angka kemiskinan," katanya.

Dorong UKM     

Dia mengatakan untuk menekan angka kemiskinan di tanah air diperlukan program padat karya serta memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM). "Sebanyak 99 persen sektor riil kata dia digerakkan oleh UKM dan sisanya pengusaha besar sehingga harus diberdayakan secara optimal untuk mengurangi angka kemiskinan," katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com