Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan 10 Komodo ke Bali Langgar Etika Lingkungan

Kompas.com - 23/07/2009, 00:21 WIB

LABUAN BAJO, KOMPAS - Pemerhati lingkungan di Manggarai, Rofino Kant menyatakan, rencana pemindahan 10 komodo (Varanus komodoensis) dari Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ke Bali merupakan kebijakan yang melanggar etika dan sopan santun lingkungan.

Keputusan yang diambil menteri kehutanan ini justru melanggar etika dan sopan santun lingkungan. "Kalau tujuannya hendak melestarikan komodo lewat pemurnian genetik, ya biarkan komodo itu hidup di alam aslinya. Pemurnian genetik itu justru tepat dilangsungkan di habitat aslinya," ujar Rofino, Rabu (22/7), yang dihubungi dari Ende, Flores.

Pihak departemen kehutanan merencanakan pemindahan 10 komodo, 5 jantan dan 5 betina ke Bali untuk kepentingan pemurnian genetik mencegah kepunahan. Upaya pemindahan itu dituangkan melalui penegasan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang pemberian izin menangkap 10 ekor komodo yang di lindungi undang-undang di wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT.

Direncanakan 10 komodo itu diambil dari kawasan konservasi sumber daya alam Wae Wuul, di Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores untuk dipindahkan ke Taman Safari Bali di Gianyar.  

Bupati dalam hal ini juga diharapkan tidak ceroboh, sebab komodo merupakan aset satwa langka yang dilindungi. Masyarakaat Flores harus berjuang agar SK menteri kehutanan itu dibatalkan. "Sebab SK itu terkesan justru akan menghancurkan keanekaragaman hayati Flores dengan binatang purbanya," kata Rofino.

Upaya pemindahan komodo ke Bali itu sempat disinggung oleh Menteri Kehutanan MS Kaban ketika meninjau TN Komodo di Pulau Rinca dan Komodo, Jumat (17/7), pekan lalu.

Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay, Selasa (21/7), di Kupang menyatakan keberatannya atas rencana pemindahan komodo itu, begitu pula dari pihak Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

"Kami mengharapkan jika komodo akan dipindah sebaiknya tidak usah ke Bali, karena habitat di sana dengan habitat aslinya seperti di Pulau Rinca sangat berbeda," kata Bupati Manggarai Barat Wilfridus Fidelis Pranda.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Tamen Sitorus ketika dikonfirmasi tidak bersedia memberikan keterangan dengan alasan lokasi Wae Wuul berada di luar kawasan Taman Nasional Komodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com