Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Tanah Bersubsidi Segera Ditarik

Kompas.com - 23/07/2009, 19:47 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Pertamina Gas Domestik Region II Sumatera memastikan konversi minyak tanah bersubsidi ke elpiji di Bandar Lampung sudah selesai. Selesainya konversi akan segera diikuti penarikan minyak tanah bersubsidi secara bertahap mulai akhir Juli 2009.

I Gusti Bagus Suteja, Perwakilan Penjualan Gas Rayon VI Lampung Pertamina Gas Domestik Region I Sumatera I, Kamis (23/7) usai dengar pendapat dengan Komisi A DPRD Bandar Lampung mengatakan, tahapan konversi gas ke elpiji ukuran tiga kilogram di Bandar Lampung saat ini sudah memasuki tahap pembuatan berita acara.

Sejak diluncurkan Mei 2009 dan diikuti dengan pembagian tabung gas ukuran tiga kilogram kepada masyarakat pengguna minyak tanah atau masyarakat keluarga miskin, sebanyak 161.024 keluarga menjadi penerima tabung gas dan kompor gas.

Suteja mengatakan, angka tersebut merupakan angka akhir jumlah penerima. Hal itu karena pada dua minggu terakhir sebelum menutup konversi di Bandar Lampung, Pertamina Gas Domestik Region I dibantu dua perusahaan konsultan sudah melakukan penyisiran. Penyisiran dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya rumah tangga yang seharusnya menerima tabung gas dan kompor namun belum menerima.

Pada awalnya, data dari dua konsultan pencacahan dan penyisiran menyebutkan sebanyak 158.732 keluarga di Bandar Lampung adalah jumlah penerima total. Namun, penyisiran dua minggu terakhir di Bandar Lampung menunjukkan adanya penambahan sejumlah 2.292 penerima. "Dengan demikian, pada tahap akhir saat ini sebanyak 161.024 keluarga menjadi penerima tabung gas dan kompor gas pada program konversi minyak tanah ke elpiji," ujar Suteja.

Suteja mengatakan, dari pelaksanaan konversi dua bulan terakhir diketahui rata-rata kebutuhan gas Bandar Lampung sekitar 40 ton per hari. Saat ini kebutuhan gas tersebut dipenuhi dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) di Natar, Lampung S elatan dan dari SPBE Campang Raya.

Untuk mengoptimalkan pasokan gas, Pertamina Gas segera menambah satu SPBE berkapasitas simpan 50 ton di wilayah Candi Mas, Natar, Lampung Selatan. Sementara itu, apabila ada penambahan jumlah pemakai gas tiga kilogram, Pertamina Gas bekerja sama dengan 25 agen yang sebelumnya menjual minyak tanah. Pada program konversi tersebut ke25 agen tersebut diharapkan menjual elpiji.

Suteja lebih lanjut mengatakan, dengan berakhirnya program konversi di Bandar Lampung, Pertamina akan segera menarik minyak tanah bersubsidi di Bandar Lampung. "Penarikan akan dilakukan secara bertahap hingga akhirnya minyak tanah yang dijual di Bandar Lampung adalah minyak tanah komersial," ujar Suteja.

Ketua Komisi A DPRD Bandar Lampung, Budiman AS mengatakan, di masa transisi sebelum minyak tanah ditarik sepenuhnya, Pertamina Gas tetap harus memperhatikan penjualan gas. Komisi A DPRD Bandar Lampung mendapat beberapa laporan masyarakat, saat ini tabung elpiji tiga kilogram masih banyak yang dijual tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) di titik-titik penjualan.

HET tabung elpiji tiga kilogram sekitar Rp 12.750. Akan tetapi masyarakat masih menemukan tabung tiga kilogram dijual dengan harga Rp 14.000. "Harga gas harus dijual sesuai HET yang ditetapkan Pertamina. Pertamina harus terus memonitor penjualan di masyarakat," ujar Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com