JAKARTA, KOMPAS.com - Di dalam pidato kenegaraan di depan Sidang Paripurna DPR RI, Jumat (14/8) pagi, Presiden SBY mengungkapkan paradigma dan strategi pembangunan ekonomi. Paradigma dan strategi pembangunan ekonomi pada intinya bahwa ekonomi Indonesia tidak boleh terjerat kapitalisme global.
"Paradigma dan grand strategy pembangunan ekonomi seperti itulah yang mesti kita anut dan perkokoh. Intinya kita tidak boleh terjerat, menyerah, dan tersandera oleh kapitalisme global yang fundamental yang sering membawa ketidakadilan bagi kita semua," ujar Presiden.
Menurut Presiden, pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang harus lebih memajukan pendekatan sumber daya, pengetahuan, dan budaya yang dimiliki.
"Ekonomi Indonesia, ekonomi 230 juta manusia yang akan terus bertambah. Juga ekonomi tanah air seluas 8 juta kilometer persegi yang juga harus memiliki kesinambungan. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang kita pilih dan anut adalah pertumbuhan disertai pemerataan, growth with equity, agar benar-benar membawa rasa adil," tambah Presiden.
Dikatakan Presiden, Bangsa Indonesia juga harus memperkuat ekonomi dalam negeri, pasar dalam negeri, dan tidak boleh hanya menggantungkan kekuatan ekspor sebagai sumber pertumbuhan. Karena itu, strategi yang bersifat orientasi ekspor bukan pilihan Indonesia.
"Ekonomi nasional mestilah berdimensi kewilayahan dengan pertumbuhan ekonomi yang tersebar di seluruh tanah air. Daerah-daerah harus jadi kekuatan ekonomi lokal, sumber-sumber investasi, dan pendanaan dalam negeri juga harus diperkuat. Demikian pula kemandirian dan ketahanan pada bidang atau sektor ekonomi tertentu terutama pangan dan energi," jelas Presiden.
Lebih jauh dikatakan Presiden, ekonomi nasional yang dikembangkan juga harus berdasarkan keunggulan komparatif dan sekaligus keunggulan kompetitif serta pada akhirnya dilandasi mekanisme pasar untuk efisiensi. Akan tetapi, juga memberikan ruang bagi pemerintah yang tepat untuk menjamin keadilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.