Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Kesulitan Kucurkan Subsidi KPR

Kompas.com - 15/08/2009, 17:37 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com - Bank Negara Indonesia (BNI) mengakui kesulitan mengucurkan subsidi kredit kepemilikan rumah (KPR) di luar Pulau Jawa karena masih minimnya infrastruktur.

Demikian disampaikan General Manager Consumer BNI Diah Sulianto, Sabtu (15/8). "Di luar Jawa kita tidak bisa mencairkan subsidi karena tidak ada listrik. 80 persen problem di luar Jawa itu adalah listrik," ujar Diah, di Tangerang.

Diah mengatakan sebenarnya pemerintah memberikan subsidi untuk KPR sebesar Rp 2,5 triliun di tahun 2009. Subsidi ini diberikan untuk KPR dengan pembelian rumah di bawah Rp 56 juta atau rusunami seharga Rp 144 juta.

Untuk satu unitnya, diberikan subsidi sekitar 12,5 persen. Menurut Diah, nasabah terbesar untuk subsidi KPR ini ada di luar Pulau Jawa. "Di luar Jawa paling banyak peminatnya karena rumah yang harganya Rp 56 juta kan hanya ada disana. Tetapi ada ketentuan kalau infrasrukturnya tidak memenuhi, maka tidak boleh dicairkan," jelasnya.

Sejauh ini, BNI telah menyalurkan kredit bersubsidi ini sebanyak 15 ribu unit rumah. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.000 diantaranya merupakan rusunami."Kalau rusunami baru 2.000. Sayangnya, tidak banyak orang yang memanfaatkan subsidi ini karena tidak tahu," cetusnya.

Lebih jauh, pihaknya optimistis permintaan KPR akan menggeliat dengan total kredit (outstanding) dan ditargetkan mencapai Rp 9 triliun di akhir tahun 2009. Untuk semester 1-2009 ini, outstanding KPR BNI mencapai Rp 7,6 triliun.

"Kita optimis ya. Apalagi kalau dilihat dari kebutuhan cukup besar dan pemerintah juga mencanangkan 750.000 rumah. Tentu akan lebih besar lagi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com