Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyeruput Laba dari Bisnis Es Krim

Kompas.com - 19/08/2009, 07:41 WIB

KOMPAS.com - Siapa yang tidak  kenal es krim. Kudapan es   bertekstur lembut ini disukai banyak orang, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Karenanya tak perlu heran jika bisnis ini terus tumbuh subur. Salah satu merek es krim yang sudah berkibar sejak puluhan tahun silam adalah Baltic Ice Cream.

Manajer Pemasaran Baltic Janto Tan menyebut, produk es krim merek Baltic berbeda dengan produk es krim merk lain. Semua bahan bakunya bersifat alami. Misalnya, Baltic selalu memakai susu sapi murni sehingga teksturnya lembut, tapi tak cepat lumer.

Nah, mulai April 2009, pemilik Baltic, Mulya Setiawan, menawarkan peluang waralaba bagi yang ingin menggeluti bisnis es krim. Ada tiga jenis penawaran, yaitu bentuk booth, mini cafe, dan cafe. Tapi sementara, tawaran waralaba ini hanya berlaku untuk Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Saat ini, gerai Baltic ada di empat lokasi, yaitu di Kramat Raya, Meruya, Cibubur, dan Radio Dalam. Rata-rata omzet gerai-gerai itu mencapai Rp 102 juta sebulan. Padahal, itu hanya hasil penjualan melalui sistem pesan-antar alias delivery order.

Balik modal 10 bulan

Jika ingin menjajal model   gerobak atau booth, mitra waralaba mesti menyediakan dana Rp 75 juta. Mitra akan dapat satu set peralatan, seperti freezer, coffee maker, cash register, dan bahan dagangan pertama. Investasi itu sudah termasuk franchise fee Rp 25 juta untuk 5 tahun.

Model booth hanya menjual menu es krim, kopi, dan kentang goreng. Model ini lebih cocok untuk lokasi di rest area atau kampus. Harga jual es krim Rp 6.000 hingga Rp 10.000 per cup. Sedang harga kopi Rp 8.000-Rp 12.000.

Untuk jenis waralaba booth, Janto menjanjikan, terwaralaba bisa balik modal 10 bulan. Itu dengan asumsi, mereka mampu menjual sekitar 80-125 jenis produk, dengan omzet Rp 1 juta per hari atau Rp 30 juta per bulan.

Setelah dikurangi royalty fee 5 persen dari omzet, marketing fee 2 persen, sewa tempat, gaji dua pekerja dan bahan dagangan, laba terwaralaba Rp 7,65 juta per bulan.

Modal waralaba tipe mini cafe mencapai Rp 175 juta. Terwaralaba akan mendapat peralatan lengkap, termasuk meja dan kursi. Mereka juga bisa menjajakan menu lebih banyak. Selain es krim dan variasi kopi, ada juga menu ringan ice cream cake, smoothies, dan kentang goreng.

Asalkan mampu meraup omzet Rp 2 juta per hari atau Rp 60 juta per bulan, mitra waralaba jenis ini bisa balik modal 11 bulan. Sebab, setelah dikurangi biaya-biaya, mereka bisa meraup laba bersih Rp 15 juta setiap bulan.

Sementara untuk model cafe, modalnya Rp 275 juta. Tapi mitra harus memiliki lokasi 80 meter persegi dan  delapan karyawan. Terwaralaba akan mendapat peralatan lengkap dengan volume yang lebih besar dan eksklusif. Perkiraan omzetnya Rp 3 juta per hari atau Rp 90 juta per bulan. Dengan laba bersih Rp 19 juta per bulan, terwaralaba bisa  balik modal dalam 14 bulan.

Meski baru membuka penawaran April lalu, Baltic sudah menjaring empat terwaralaba yang tersebar  di Puri Indah, Lippo Karawaci, BSD City, dan Kelapa Dua. (Dupla Kartin/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com