Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Listrik Lebih Penting daripada Jalan

Kompas.com - 07/09/2009, 14:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini jalan seringkali dianggap sebagai lahan investasi yang paling tepat, karena dinilai dapat membantu roda perekonomian. Benarkah demikian?  "Jalan itu sudah ada di mana-mana, hanya kenyamanannya saja yang berbeda. Kalau listrik masih jarang apa lagi pada daerah-daerah pedalaman," ujar Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Erwin Aksa di Universitas Paramadina, di Jakarta, Senin (7/9)

Ia menuturkan, jalan hanya menjadi media menyalurkan barang hasil produksi, sedangkan dengan listrik masyarakat dapat terus dikembangkan menjadi produsen. Selain itu, kata dia, jika pasokan listrik terhambat, maka produktivitas juga terhambat. Hal tersebut pasti menyebabkan roda ekonomi juga tidak bergerak dengan lancar. "Pendidikan juga terhambat. Semua kegiatan kita butuh listrik," kata dia.

Menurut Erwin, kebijakan pemerintah saat ini belum mendukung pertambahan investasi pada bidang listrik. Pemerintah dinilainya masih mempersulit pihak perbankan yang ingin berinvestasi di bidang listrik. "Perizinan rumit, dan tarif yang diberikan PLN pada swasta tidak visible. Selain itu PLN juga mempunyai nilai merah pada neraca mereka," katanya.

Agar investasi pada bidang listrik berkembang pesat, tambahnya, pemerintah harus mempermudah perizinan bagi investor pada bidang listrik. Selain itu pemerintah juga perlu memberikan tarif yang bersaing kepada perbankan agar mereka tertarik berinvestasi. "Dan yang tak kalah pentingnya, PLN harus memperbaiki diri," saran Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com