Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Besok Harga Elpiji Naik!

Kompas.com - 09/10/2009, 19:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina menaikkan harga elpiji sebesar Rp 100 per kilogram untuk elpiji kemasan 50 kilogram, 12 kg, dan 6 kg. Kenaikan harga ini mulai berlaku pada Sabtu ini, 10 Oktober 2009, untuk agen-agen umum.

Harga elpiji kemasan 12 kg dan 6 kg yang sebelumnya Rp 5.750 per kg naik menjadi Rp 5.850 per kg. Adapun harga elpiji kemasan 50 kg yang sebelumnya sebesar Rp 7.255 per kg meningkat menjadi Rp 7.355 per kg. Jadi, harga baru elpiji untuk kemasan 12 kg menj adi Rp 70.200 per tabung, harga baru elpiji 6 kg Rp 35.100 per tabung, dan elpiji kemasan 50 kg Rp 367.750 per tabung.    

"Kenaikan harga ini menyesuaikan kenaikan harga pasar bahan baku elpiji. Dengan diberlakukannya harga baru ini, Pertamina berharap bisa memberi pelayanan lebih baik bagi konsumen," kata VP Komunikasi PT Pertamina Basuki Trikora Putra, dalam siaran pers, Jumat (9/10), di Jakarta.

Basuki menambahkan, elpiji kemasan 6 kg, 12 kg, dan 50 kg tidak termasuk elpiji yang disubsidi oleh pemerintah. Karena itu, penetapan harga elpiji ketiga kemasan itu merupakan kebijakan perusahaan, dan tidak diatur oleh pemerintah. Ini merupakan aksi korporasi, bukan kebijakan pemerintah karena tidak termasuk produk yang disubsidi pemerintah, ujarnya menjelaskan.

Sejauh ini Pertamina tidak menaikkan harga elpiji kemasan 3 kg. Kami mengimbau agar konsumen elpiji 12 kg tidak beralih pada elpiji 3 kg. Sebab, elpiji kemasan tersebut diperuntukkan masyarakat kurang mampu sehingga disubsidi penuh oleh pemerintah, kata Basuki menjelaskan.

Harga khusus elpiji 12 kg dan 50 kg diberlakukan di Banjarmasin, Bangka, Batam, Lombok, dan Pontianak. Harga elpiji kemasan 12 kg ada lah, Banjarmasin (Rp 7.114 per kg), Bangka (Rp 8.188 per kg), Batam (6.756 per kg), Lombok (Rp 7.207 per kg), dan Pontianak (Rp 7.701). Harga elpiji kemasan 50 kg untuk Banjarmasin (Rp 8.636), Bangka (Rp 8.188), Batam (Rp 7.661), Lombok (Rp 8.727), dan Pontianak Rp 9.214.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com