JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia. Selain meningkatkan produksi minyak, pemerintah akan mendorong diversifikasi energi untuk bahan bakar. Demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Saleh, usai menghadiri acara pelepasan calon jemaah haji, Senin (2/11), di Gedung Departemen ESDM, di Jakarta.
Menurut Darwin, kondisi harga minyak itu harus dilihat dalam konteks lebih luas. "Wajar kalau ekonomi dunia ternyata lebih tinggi atau tidak serendah dari yang sebelumnya dikhawatirkan," ujarnya.
Terkait implikasi kondisi harga minyak dunia yang cenderung naik terhadap , harga BBM dalam negeri, Darwin menyatakan, hal itu akan dibahas dalam kementerian negara koordinator perekonomian.Pembahasan masalah itu melibatkan menteri keuangan, menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM), dan menteri lainnya.
Namun dalam kaitannya dengan ketahanan energi, terlepas dari harganya berapa, pemerintah sudah mempersiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan itu. "Pada dasarnya, dampak harga minyak dunia pada harga bbm adalah kalau kita masih banyak mengimpor minyak," ujarnya.
"Jadi kalau ekspor minyak mentah lebih banyak dari impor, berarti neraca perdagangan kita untuk minyak mentah untuk surplus," kata dia.
Persoalannya, karena Indonesia mengimpor BBM, maka ada kaitannya dengan tingkat produksi dan lifting BBM secara nasional. Untuk itu kami pemerintah akan berupaya meningkatkan sumur-sumur yang ada.Upaya lain adalah konversi dan diversifikasi baik aspek pasokan dan permintaan. "BBM jangan jadi satu-satunya andalan baik sebagai energi primer untuk pembangkit listrik maupun keperluan konsumsi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.