Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Internasional Serap Sawit Bersertifikat Ramah Lingkungan

Kompas.com - 04/11/2009, 11:34 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKSI) Derom Bangun mengemukakan pasar kini makin banyak serap produksi kelapa sawit Indonesia, yang sudah dapat sertifikat Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan kini sudah 250.000 ton per tahun yang diserap pasar.

"Memang awalnya produk kelapa sawit yang sudah sertifikat kurang direspons pasar internasional, tapi masa itu karena sedang krisis ekonomi," kata Derom di sela-sela pertemuan RSPO ke-7,  yang berlangsung pada 2-4 November 2009 di Kuala Lumpur, Rabu (4/11).
    
Namun, setelah krisis dan didesak terus-menerus akhirnya kini pasar makin banyak menyerap produk kelapa sawit yang telah memiliki sertifikat RSPO. "Kini sudah ada beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Malaysia, dan Papua Niugini telah pegang sertifikat RSPO," katanya.

Dengan memegang sertifikat RSPO ini maka perkebunan kelapa sawit itu telah memenuhi ketentuan ramah lingkungan, misalkan, tidak melakukan pembakaran hutan, tidak ada konflik dengan masyarakat adat dan serikat pekerja, dan memenuhi aturan pemerintah.

Indonesia sendiri, lanjut Ketua Umum GAPKSI itu, sudah ada tiga perusahaan yang pegang RSPO dan kini satu perusahaan sedang diproses dan banyak lagi lainnya sedang siap-siap mengajukan diri untuk dapat sertifikat RSPO.

Tapi diakui masih sedikit perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang memegang sertifikat ramah lingkungan karena jumlah perusahaannya lebih dari 100 perusahaan. Indonesia kini memiliki 7,1 juta ha perkebunan kelapa sawit dan produksinya 20,5 juta ton per tahun.

Menurut Direktur Eksekutif Kelapa Sawit Watch Abetnego Tarigan, belum ada insentif harga bagi produk kelapa sawit yang punya sertifikat RSPO sehingga kurang mendorong perusahaan atau pemilik perkebunan untuk mendapatkan sertifikat ramah lingkungan itu. "Sebaiknya memang ada harga premium untuk produk kelapa sawit bersertifikat dan harga standar untuk produk nonsertifikat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com